Tak hanya tegas dalam memimpin komisi III, sosok langka ini juga dikenal tegas untuk hal yang dianggap remeh-temeh bagi anggota dewan lain, seperti soal absensi hingga kunjungan kerja. Alih-alih menerima amplop dari kunjungan kerja, Pieter bahkan menolak mentah-mentah uang perjalanan ke luar negeri bila dia tak bisa menghadiri.
Saat melakukan kunjungan resmi diberbagai daerah di tanah air, Pieter sangat tegas menolak amplop-amplop pemberian dari pejabat-pejabat daerah yang dia kunjungi.
“Bapak sangat tegas untuk urusan seperti ini,” ungkap salah satu staf Pieter di ruang kerjanya, saat itu.
Setelah tidak lagi menjabat sebagai anggota DPR RI, Pieter kembali terjun ke dunia bisnis dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Sosok Pieter yang ada 27 April lalu menggenapi usia ke- 57 tahun, sering diundang sebagai pembicara dalam diskusi publik dan dosen tamu di berbagai kampus.
Tulisan-tulisannya yang kritis tentang penegakan hukum dan etika bernegara terus mengalir di berbagai media massa.
Baca Juga: Kenapa RUU TNI Harus Dihentikan? Cek 5 Poin Pentingnya di Sini!
Salah satu buku karyanya berjudul ‘ETIKA NEGARA DEMOKRASI, Membangun Politik, Hukum dan Ekonomi yang Bermartabat’ mendapat sambutan baik dari banyak kalangan.
Saat peluncuran buku di Jakarta, dihadiri oleh Ketua Mahkamah Konstitusi yang saat itu dijabat oleh Prof. Mahfud MD, diplomat-diplomat berbagai kedutaan besar dari berbagai Negara, praktisi hukum, akademisi, hingga kalangan aktivis.
Pieter sangat optimis dan percaya bahwa KPK harus dikembalikan ke marwahnya sebagai lembaga super body yang amanah dan berintegritas, yang sepenuh hati memiliki cinta pada bangsa dan Negara.
Baca Juga: Gak Bakal Ada Kotak Kosong! PDIP Pastikan Calon Siap Tempur di Pilkada Sumut dan Jatim 2024!
Visi untuk KPK
Berbekal pengalaman memimpin Komisi III DPR RI, praktisi hukum, pengalaman akademis, dan puluhan tahun di dunia bisnis, Pieter Zulkifli diyakini mampu membawa visi besar untuk mengembalikan marwah KPK sebagai lembaga yang berintegritas yang dapat diandalkan dalam pemberantasan korupsi dan meningkatkan ekonomi nasional.
“Bagaimana mungkin pemberantasan korupsi dapat berjalan optimal jika di dalam tubuh KPK masih ada oknum-oknum yang tidak mencintai kebenaran,” ujar Pieter.
Menurutnya, KPK harus bebas dari oknum-oknum yang tidak mencintai kebenaran dan menyakiti dan menguasai hak rakyat.