Dalam politik elektoral, keretakan internal sering kali menjadi celah yang dimanfaatkan oleh lawan politik.
Pemberhentian Ijeck dari Golkar Sumut kini bukan lagi sekadar isu organisasi, melainkan telah berubah menjadi persoalan politik strategis.
Narasi yang berkembang menunjukkan adanya pertarungan kepentingan antara elite pusat, kekuatan daerah, dan aktor politik eksternal.
Bagi publik Sumatera Utara, polemik ini menjadi gambaran nyata bagaimana kekuasaan, partai, dan kontestasi elektoral saling berkelindan.
Ke depan, langkah Golkar dalam merespons kegelisahan kader akan sangat menentukan posisi partai di Pilgub Sumut mendatang.***