Salah satu agenda penting adalah kerja sama BRIN dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.
BRIN diharapkan dapat memperkuat riset yang mendukung bisnis perusahaan-perusahaan yang berada dalam portofolio Danantara, khususnya industri teknologi, pertanian modern, hingga energi baru terbarukan.
Bagi publik, kolaborasi ini menandai babak baru: riset tidak lagi berjalan sendiri, tetapi menjadi tulang punggung dalam ekosistem bisnis dan investasi Indonesia.
Bagaimana dengan Isu Redenominasi Rupiah?
Saat ditanya soal isu redenominasi rupiah, Arif menegaskan bahwa BRIN siap memberikan rekomendasi kebijakan berdasarkan riset mendalam apabila diminta pemerintah.
Namun hingga saat ini, lembaganya belum menerima permintaan resmi terkait wacana tersebut.
Pernyataan itu berarti, isu redenominasi, meski ramai dibahas publik dan menjadi trending di berbagai platform, belum menjadi agenda yang secara formal masuk ke meja BRIN.
Meski begitu, analis ekonomi menilai bahwa pemanggilan BI dan BRIN di hari yang sama membuka kemungkinan adanya penyelarasan kebijakan ekonomi dan riset untuk mendukung agenda besar Prabowo, termasuk modernisasi lembaga moneter dan literasi publik terhadap kebijakan keuangan.
Sinyal Konsolidasi Awal Pemerintahan Prabowo
Pertemuan ini mencerminkan konsolidasi awal pemerintahan Prabowo antara otoritas moneter dan otoritas riset.
Sejumlah analis memprediksi bahwa Prabowo tengah memfinalisasi arah kebijakan strategis yang menuntut keselarasan: stabilitas ekonomi, ketahanan pangan, dan penguatan inovasi nasional.
Dari sisi publik, diskusi soal redenominasi rupiah dianggap menarik karena dapat mempengaruhi harga barang, persepsi nilai mata uang, dan sistem transaksi.
Namun bagi pemerintah, fokus tampaknya lebih pada membangun pondasi riset yang kokoh untuk mendukung program lima tahun ke depan.