Padahal, dalam kasus penyalahgunaan narkoba, konsistensi dukungan keluarga disebut sangat berpengaruh terhadap proses pemulihan seseorang.
Psikolog publik yang dihubungi secara terpisah menyebut bahwa rasa kehilangan akses keluarga bisa menambah tekanan mental bagi seorang tahanan, terutama yang sedang berada di fase rehabilitasi atau pemutusan ketergantungan.
Tekanan Emosional di Balik Kasus Ammar Zoni
Kisah ini tidak sekadar laporan persidangan.
Ada aspek kemanusiaan dan pergulatan emosional yang dialami Kamelia sebagai pasangan.
Di tengah kritik netizen dan proses hukum panjang yang menjerat Ammar, Kamelia memilih bertahan dan hadir di setiap sidang.
Baca Juga: Misteri Wafatnya Dirut Bank BJB Usai Bermain Golf, Spekulasi Penyebab Kematianya Makin Memanas
Sikap konsisten itu menghadirkan sisi human interest: bahwa dukungan pasangan bisa menjadi faktor penting dalam proses perubahan.
Dalam beberapa kasus serupa, publik sering melihat keluarga menyerah di tengah jalan.
Namun, Kamelia memperlihatkan bentuk pendampingan yang jarang muncul dalam kasus selebritas.
Kisah perjuangan Kamelia untuk tetap dekat dengan Ammar Zoni menunjukkan bahwa proses hukum bukan hanya berdampak pada terdakwa, tetapi juga keluarga yang ikut menanggung emosinya.
Di tengah prosedur ketat Nusakambangan, ia tetap menjaga harapan agar suatu saat dapat bertemu langsung dan memastikan kondisi Ammar.
Perjalanan kasus ini kemungkinan masih panjang, dan publik akan terus mengikuti bagaimana hubungan mereka bertahan menghadapi berbagai pembatasan.
Untuk saat ini, yang bisa Kamelia lakukan hanyalah menunggu, mendampingi, dan terus hadir sebagai bentuk dukungan moral yang tidak bisa diberikan oleh siapa pun selain dirinya.***