Selain itu, aparat juga mengincar kendaraan mewah lain seperti Mercedes Benz, Mini Cooper, dan Toyota Alphard, yang disebut-sebut masih berada di lingkaran terdekat Riza.
Penyidik juga mendalami aset lain berupa properti, termasuk kemungkinan adanya simpanan di luar negeri.
“Langkah penyitaan ini merupakan bagian dari upaya penegakan hukum agar tidak ada aset negara yang hilang,” kata seorang sumber di Kejagung.
Publik Soroti Penegakan Hukum
Kasus Riza Chalid sontak menjadi sorotan publik. Di media sosial, banyak warganet mempertanyakan mengapa sosok yang sudah lama dikenal dalam bisnis migas ini bisa lolos begitu saja dari panggilan hukum.
Sebagian menilai kasus ini menjadi ujian besar bagi pemerintah dalam menegakkan aturan tanpa pandang bulu.
Baca Juga: Danantara Siapkan Skema Bereskan Beban Utang Whoosh di KAI
“Kalau buronan sekelas Riza Chalid bisa dikejar sampai ketemu, masyarakat akan lebih percaya hukum kita,” tulis seorang pengguna X (Twitter).
Pengamat hukum menilai, kasus ini akan menjadi tolok ukur keseriusan Kejagung dalam memberantas korupsi besar yang melibatkan pengusaha papan atas.
“Tantangannya bukan hanya soal teknis hukum, tapi juga bagaimana pemerintah menunjukkan bahwa hukum benar-benar ditegakkan,” ujar pengamat hukum Universitas Indonesia.
Menunggu Kepastian Hukum
Hingga kini, posisi pasti Riza Chalid masih misterius. Apakah ia berada di negara yang belum memiliki perjanjian ekstradisi dengan Indonesia, atau memang bersembunyi di lokasi yang sulit dijangkau, masih menjadi tanda tanya.
Namun, Kejagung memastikan upaya memburu Riza tidak akan berhenti. Penelusuran aset dan pemantauan lintas negara tetap dilakukan sambil menunggu kabar terbaru dari Interpol terkait red notice.
“Ini soal kepastian hukum. Kami berharap Riza Chalid segera hadir untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di pengadilan,” pungkas Anang.***