HUKAMANEWS - Keberadaan pengusaha minyak Riza Chalid kembali menjadi tanda tanya besar setelah resmi ditetapkan sebagai buronan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).
Nama Riza yang dikenal sebagai “saudagar minyak” itu masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) terkait kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang, serta tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Anang Supriatna, menegaskan bahwa penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) kini sedang memproses red notice melalui Interpol.
Langkah ini diambil setelah Riza Chalid mangkir dari tiga kali panggilan pemeriksaan.
Baca Juga: KPK Bongkar Peran Wamenaker Immanuel Ebenezer dalam Skandal Pemerasan Sertifikat K3
“Kita belum tahu pasti keberadaannya. Namun penyidik berupaya menghadirkan yang bersangkutan dengan tetap mematuhi prosedur hukum yang berlaku,” ujar Anang, Jumat (22/8/2025).
Mangkir Tiga Kali, Langsung Jadi Buronan
Riza Chalid diketahui absen dari panggilan pemeriksaan Kejagung pada 24 Juli, 28 Juli, dan 4 Agustus 2025. Absennya secara berulang membuat Kejagung langsung menetapkannya sebagai buronan.
Dari sinilah upaya penerbitan red notice dipercepat agar penelusuran bisa dilakukan lintas negara.
Menurut Anang, Kejagung masih menghormati kedaulatan hukum negara lain jika benar Riza berada di luar negeri.
Baca Juga: Noel Diciduk KPK, Prabowo Geram: Siapa Lagi di Kabinet yang Berani Korupsi?
Namun, pemerintah Indonesia tidak akan tinggal diam dan akan terus mengupayakan pemulangan tersangka ke Tanah Air.
Penyitaan Aset, dari Mobil Mewah hingga Properti
Tak hanya mengejar keberadaan Riza Chalid, Kejagung juga mulai menelusuri dan menyita sejumlah aset yang diduga terkait kasus ini.
Baru-baru ini, empat mobil disita dari pihak yang terafiliasi dengan Riza, di antaranya satu unit BMW sedan, dua Mitsubishi Pajero, dan satu Toyota Rush.