Penyewa baru sama sekali tidak melapor ke ketua RT dan tak pernah terlihat mengikuti kegiatan lingkungan.
Hal senada disampaikan Untung, petugas keamanan rumah di sebelahnya.
Ia mengaku hanya melihat sepasang pria dan wanita tinggal di sana, yang disebut-sebut berasal dari Jawa Timur.
Mereka datang satu setengah tahun lalu, langsung memasang jaringan internet, dan mengaku hanya menjadikan rumah itu sebagai kantor.
“Saya pikir itu rumah dijadikan kantor internet, karena langsung pasang kabel. Yang kelihatan cuma satu perempuan yang suka nyapu, sesekali keluar naik mobil,” kata Untung.
Yang membuat warga tambah bingung, tidak ada tanda-tanda keberadaan belasan orang di dalam rumah tersebut.
Semua berlangsung senyap, tidak mencolok, dan tampak seperti rumah biasa yang dihuni sepasang penyewa biasa.
Ternyata, aktivitas sebenarnya baru terungkap setelah penggerebekan oleh kepolisian.
Di dalam rumah tersebut, aparat menemukan bukti aktivitas penipuan online yang melibatkan jaringan internasional.
Ketua RT setempat, Sapto, mengaku sejak awal sudah curiga dengan rumah bernomor J-3 itu.
Namun karena tak pernah melihat gelagat mencurigakan dan penghuni juga enggan berinteraksi, pihaknya kesulitan melakukan pemantauan.
"Iya, kami sudah curiga karena rumah ini tidak pernah bayar iuran dan penghuninya juga tidak pernah lapor. Kalau kami datangi, sering kosong," ujar Sapto.
Baca Juga: Bukan Cuma Oplosan! Dugaan Korupsi Beras Diselidiki dari Akar Subsidi, Ini Langkah Kejagung!
Ia juga menambahkan bahwa rumah tersebut memang hanya disewakan oleh pemiliknya, namun biasanya penyewa sebelumnya selalu kooperatif.