Melalui pameran itu diharapkan dapat menyebarluaskan nilai-nilai penting nasionalisme dan sikap kerelawanan kepada masyarakat.
Salah satunya melalui koleksi-koleksi terkait Perang Jawa dan Pangeran Diponegoro yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Memory of the World atau Ingatan Kolektif Dunia.
"Kalau nama orang-orang yang memenjarakan kepadanya telah hilang sama sekali daripada ingatan manusia, nama Diponegoro akan hidup terus," demikian perkataan Presiden pertama Indonesia Soekarno mengenang 100 tahun wafatnya Diponegoro pada 1955.***