Melalui pameran itu diharapkan dapat menyebarluaskan nilai-nilai penting nasionalisme dan sikap kerelawanan kepada masyarakat.
Salah satunya melalui koleksi-koleksi terkait Perang Jawa dan Pangeran Diponegoro yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Memory of the World atau Ingatan Kolektif Dunia.
"Kalau nama orang-orang yang memenjarakan kepadanya telah hilang sama sekali daripada ingatan manusia, nama Diponegoro akan hidup terus," demikian perkataan Presiden pertama Indonesia Soekarno mengenang 100 tahun wafatnya Diponegoro pada 1955.***
Artikel Terkait
Penyitaan Terbesar Sepanjang Sejarah! Kejagung Pamer Tumpukan Uang Rp 11,8 Triliun dari Kasus CPO Wilmar Group
Penulisan Ulang Sejarah Sudah Capai 80 Persen, Sejarah Indonesia Tak Ditulis Sejak Era Gus Dur
Menbud Fadli Zon: Peristiwa Kelam Rudapaksa Etnis Tionghoa dalam Tragedi 98 Tak Akan Dihapus dalam Penulisan Ulang Sejarah Indonesia
Presiden Prabowo Cetak Sejarah, CEPA Akhirnya Disepakati, Ekonomi RI Buka Pintu ke Pasar Uni Eropa, Nilainya Triliunan Euro!
Uji Publik Penulisan Sejarah Indonesia, Tanggal 20 Juli, Cermati