HUKAMANEWS - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan pemerkosaan pada saat tragedi kerusuhan 1998, tidak dihapus dalam penulisan ulang sejarah
"Tidak ada penghapusan. Jadi kita terus lanjutkan pada program penulisan ulang sejarah," kata Fadli Zon disela menghadiri Festival Gau Maraja Leang-Leang di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (4/7).
Fadli mengatakan mengenai hal itu pihaknya sudah menjelaskan semuanya, terkait pemerkosaan tahun 1998 saat rapat kerja dengan Komisi X DPR RI pada Rabu (2/7).
Menurutnya, penulisan ulang sejarah masih berlanjut meski menuai pro dan kontra.
Sementara untuk penulisan ulang sejarah itu, sebanyak 130 sejarawan dan guru besar dilibatkan dari 34 perguruan tinggi di Indonesia.
Diakui Fadli, dalam kurun 26 tahun terakhir tidak ada penulisan ulang sejarah, padahal sejarah itu sangatlah penting.
Oleh karena itu, Fadli berharap penulisan ulang sejarah tersebut tetap dilanjutkan, meski menuai pro dan kontra di lapangan.
Selain peristiwa tragedi 98, tulisan purba di goa Leang-Leang juga dimasukkan dalam penulisan ulang sejarah.
"Tulisan tangan (manuscript) Leang-Leang itu sudah mendapat pengakuan dari peneliti internasional," kata Fadli Zon.
Menanggapi hal itu, Bupati Maros HAS Chaidir Syam mengatakan, pihaknya turut bangga dengan masuknya Leang-Leang dalam penulisan ulang sejarah.
Festival Budaya Gau Maraja Leang-Leang ini digelar untuk mengangkat budaya dan sejarah di daerah ini ke panggung internasional.
Sebelumnya, Fadli menyebut tujuan penulisan ulang sejarah untuk memperbarui narasi sejarah yang belum pernah tersampaikan, dan menghadirkan narasi positif sebagai upaya pemersatu bangsa di tengah perbedaan.
"Jadi tonenya kita positif juga, mengembangkan termasuk pencapaian di dunia internasional yang luar biasa dengan konferensi Asia Afrika, gerakan non-block, dan lain-lain gitu ya. Kita berharap sejarah ini sebagai pemersatu bangsa kita dari berbagai masing-masing perbedaan," kata Fadli dalam rapat bersama Komisi X DPR RI di Gedung Nusantara 1 Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu.
Fadli mengatakan penulisan sejarah oleh Kementerian Kebudayaan, bertujuan ingin menuliskan kembali narasi sejarah yang belum lengkap agar generasi berikutnya bisa lebih mengenal sejarah dari perspektif Indonesia.
Artikel Terkait
Luhut Binsar Pandjaitan Akui Ada Penyimpangan Bansos 250 T, Kapan Aparat Hukum Usut dan Adili Jokowi? Jangan Sampai Tragedi 98 Terulang Kembali!
Sejarawan Pertanyakan Buku Besar Sejarah Indonesia yang Sedang Digarap Kementerian Kebudayaan, Ternyata Ada Sejarah yang Sengaja Dihilangkan
Respon Rencana Menteri Kebudayaan Bikin Buku Sejarah, PDIP Minta Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Berdasar Fakta, Bukan Cerita dari Satu Pihak
Rencana Pemerintah "Buang" Sebagian Fakta Sejarah dan Bikin Buku Sejarah Baru Sudah Disetujui dengan Anggaran Rp 9 Miliar
Siap-Siap Lihat Sudut Pandang Baru, Sejarah Indonesia Dirombak Total, Fadli Zon Targetkan Rampung 2 Bulan
Terkuak Seorang Profesor Ahli Ekonomi Kolonial Pilih Mundur Jadi Penulis di Buku Ulang Sejarah, Tak Mau Tulis Soal Jokowi dan IKN
Penulisan Ulang Sejarah Sudah Capai 80 Persen, Sejarah Indonesia Tak Ditulis Sejak Era Gus Dur