HUKAMANEWS - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami dugaan korupsi dana iklan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB).
Penggeledahan rumah eks Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menjadi bagian dari langkah hukum yang dilakukan oleh lembaga antirasuah tersebut.
Sejumlah dokumen penting dan barang elektronik ditemukan saat penggeledahan berlangsung. Ketua KPK, Setya Budiyanto, menyatakan bahwa penyitaan ini masih dalam tahap kajian lebih lanjut.
Baca Juga: Ifan Seventeen Ditunjuk Jadi Dirut PFN, Keputusan Tepat atau Hanya Politik Belaka?
"Beberapa dokumen dan barang elektronik kami sita. Semua sedang dikaji oleh penyidik untuk menentukan relevansinya dalam kasus ini," ujar Setya pada Rabu, 12 Maret 2025.
Barang-barang yang disita dari rumah Ridwan Kamil akan diteliti lebih lanjut. Jika dinilai tidak berhubungan dengan kasus, KPK memastikan barang tersebut akan dikembalikan.
"Jika tidak relevan, pasti akan dikembalikan. Namun, jika berhubungan, maka akan menjadi bagian dari proses hukum yang sedang berjalan," jelasnya.
Ridwan Kamil Belum Berstatus Hukum
Meski rumahnya telah digeledah, KPK menegaskan bahwa Ridwan Kamil belum memiliki status hukum dalam kasus ini. Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika Sugiarto, menyebut bahwa hingga kini, belum ada pemanggilan terhadap mantan gubernur tersebut.
Baca Juga: BMKG Keluarkan Indikasi Fenomena Tsunami di Wilayah Kulonprogo Yogyakarta Jelang Mudik Lebaran
"Saat ini, Ridwan Kamil belum berstatus tersangka atau saksi. Semua bergantung pada kebutuhan penyidikan," ujar Tessa pada Selasa, 11 Maret 2025.
KPK memastikan akan memanggil siapa pun yang keterangannya diperlukan, termasuk Ridwan Kamil jika memang relevan dengan kasus yang sedang ditangani.
"Penyidik akan memanggil siapa pun yang dianggap memiliki informasi penting untuk penyelidikan. Jadwal pemanggilan akan ditentukan oleh tim penyidik sesuai kebutuhan," tambahnya.
Dugaan Korupsi Bank BJB Rugikan Negara Ratusan Miliar Rupiah
Kasus dugaan korupsi ini disebut menyebabkan kerugian negara yang cukup besar.