HUKAMANEWS - Kelangkaan LPG 3 kg semakin membuat masyarakat resah, terutama menjelang bulan Ramadan. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, dinilai gagal dalam mengelola regulasi yang seharusnya memastikan ketersediaan gas subsidi ini.
Kebijakan larangan pengecer menjual LPG 3 kg justru memperburuk keadaan dan mempersulit masyarakat kecil.
Presiden Prabowo Subianto perlu segera turun tangan dan mengevaluasi kinerja Menteri ESDM agar permasalahan ini tidak berlarut-larut.
Jika dibiarkan, dampaknya bisa semakin besar dan merugikan rakyat kecil.
Baca Juga: Agnez Mo Kalah di Pengadilan, Wajib Bayar Rp1,5 Miliar pada Ari Bias dalam Kasus Hak Cipta
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menegaskan bahwa evaluasi terhadap Menteri ESDM sangat diperlukan.
Menurut Nailul, kelangkaan LPG 3 kg merupakan dampak dari kegagalan pemerintah dalam mengatur supply and demand.
Pemerintah seharusnya tidak membiarkan kelangkaan ini terus berlanjut, apalagi menjelang Ramadan dan Lebaran.
Jika stok gas subsidi tetap langka, masyarakat kecil akan semakin terbebani, terutama dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka.
Kebijakan pelarangan pengecer menjual LPG 3 kg dinilai menjadi salah satu faktor utama yang memperburuk situasi.
Pemerintah seharusnya mempertimbangkan cara lain yang lebih efektif dalam mengawasi distribusi gas tanpa membebani rakyat.
Keputusan melarang pengecer hanya membuat akses masyarakat terhadap LPG 3 kg semakin sulit, terutama di daerah pedesaan.
Seharusnya, pemerintah bisa menggandeng sektor swasta untuk membantu distribusi, bukan malah membatasi peredaran gas bersubsidi ini.
Baca Juga: Harga Samsung Galaxy M53 5G Februari 2025 Turun? Cek Spesifikasi dan Keunggulannya Sebelum Menyesal!