HUKAMANEWS - Belakangan ini, perbincangan mengenai gempa megathrust di Indonesia kembali mengemuka.
Dua wilayah yang menjadi sorotan adalah Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, yang disebut-sebut hanya tinggal menunggu waktu untuk mengalami gempa besar.
Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan memahami bahwa pembahasan ini bukanlah peringatan dini, melainkan sebagai langkah mitigasi yang harus dipersiapkan dengan serius.
Baca Juga: Skandal Suami BCL: Tiko Dipanggil Polisi Lagi soal Penggelapan Dana Rp6,9 Miliar! Siap Buka-bukaan?
Seismic Gap dan Potensi Gempa Megathrust
Istilah seismic gap merujuk pada zona yang telah lama tidak mengalami gempa besar, meskipun wilayah sekitarnya sudah mengalaminya.
Zona megathrust di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut termasuk dalam kategori ini, di mana sudah ratusan tahun tidak terjadi gempa besar.
Hal inilah yang memicu para ahli untuk terus memantau potensi gempa di kedua wilayah tersebut.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menegaskan bahwa pembahasan mengenai potensi gempa di dua megathrust ini bukanlah peringatan dini yang menunjukkan gempa besar akan segera terjadi.
"Kita hanya mengingatkan kembali keberadaan zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sebagai sebuah potensi yang diduga oleh para ahli sebagai zona kekosongan gempa besar (seismic gap) yang sudah berlangsung selama ratusan tahun," jelasnya.
Kenapa Disebut "Tinggal Menunggu Waktu"?
Pernyataan bahwa gempa megathrust di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut hanya tinggal menunggu waktu muncul karena segmen-segmen sumber gempa di sekitar wilayah tersebut sudah melepaskan energinya.
Sementara itu, di zona megathrust ini belum terjadi gempa besar dalam kurun waktu yang sangat lama.