2. Bentuk yang Salah
Kata sekedar sering kali muncul dalam tulisan atau percakapan sehari-hari sebagai bentuk yang salah.
Ini mungkin disebabkan oleh kesalahan pengetikan atau pengucapan.
Namun, penting untuk diingat bahwa sekedar bukanlah bentuk yang diakui dalam bahasa baku. Sebagai contoh:
- "Dia hanya sekedar memberitahukan informasi tersebut." (Salah)
- "Dia hanya sekadar memberitahukan informasi tersebut." (Benar)
Dalam kalimat di atas, penggunaan sekedar adalah bentuk yang salah dan sebaiknya diganti dengan sekadar untuk mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang benar.
3. Menghindari Kesalahan
Untuk memastikan penggunaan kata yang benar, penting untuk memeriksa kembali tulisan dan memperhatikan setiap detail.
Jika ragu, selalu rujuk pada kamus bahasa Indonesia atau pedoman bahasa yang terpercaya.
Selain itu, praktikkan penulisan kata-kata yang benar dalam berbagai konteks untuk memperkuat pemahaman dan menghindari kesalahan di masa depan.
Kadar vs. Kedaran
Kadang-kadang, kebingungan juga muncul antara kata kadar dan kedaran. Perlu dicatat bahwa dalam bahasa Indonesia, tidak ada kata kedaran. Yang benar adalah kadar.