Sistem keamanan situs KPU dan sistem informasi rekapitulasi atau SIREKAP terus menjadi sorotan lantaran adanya kesalahan input data.
Bahkan SIREKAP menggunakan layanan bold yang lokasinya berada di China, Perancis dan Singapura.
Menurut pakar informasi teknologi (IT) Alfons Tanujaya, terhubungnya SIREKAP di luar negeri cukup memalukan.
"SIREKAP tidak memiliki kemampuan cross cheking jadi contohnya ada suara salah satu paslon bisa lebih besar daripada suara total," kata Alfons.
Sementara dosen Universitas Andalas Feri Amsori yang juga memperlihatkan kecurangan Pemilu 2024 dalam Dirty Vote juga mempertanyakan, mengapa sistem error selalu menguntungkan salah satu paslon tertentu yaitu 02.***