"Ini namanya senjata biologis seperti yang dilakukan pada beberapa negara. Penyebaran nyamuk ini berdampak besar terhadap pertahanan dan keamanan Nasional,” ujarnya.
Ia menjelaskan teknologi mRNa dapat digunakan untuk menciptakan senjata biologi dengan menggunakan nyamuk sebagai pembawanya.
"Maka jangan terlalu naif melihat sesuatu temuan baru terus di cobakan di penduduk yang tidak mengetahui kemungkinan yang membahayakan. Pemikiran ilmuwan bukan paranoid, karena ilmuwan harus mampu menganalisa lebih jauh dari sesuatu yang terlihat biasa tetapi ada kejanggalan yang berbahaya,” ujarnya.
Penyebaran Ditunda di Bali
Sebelumnya dikabarkan penyebaran telur nyamuk wolbachia di Denpasar, Bali, ditunda.
Padahal, penyebaran telur nyamuk untuk mengantisipasi penyakit DBD itu direncanakan hari ini, Senin, 13 November 2023.
Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan, pihaknya sebenarnya belum ada langkah untuk melaksanakan penyebaran telur nyamuk wolbachia, sebelum mendapatkan keputusan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Pemkot Denpasar sempat melaksanakan pertemuan terkait wolbachia dengan pihak Kementerian Kesehatan, tim ahli dari UGM dan pihak ketiga.
"Memang tuntutan dari banyak masyarakat ditunda dulu penyebarannya, bukan kami,” kata Jaya Negara, Senin.
Dia mengatakan Pemkot Denpasar bakal melaksanakan penyebaran telur nyamuk berwolbachia apabila dalam prosesnya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI.
“Apabila Kementerian Kesehatan yang nanti melaksanakan dan tidak pihak ketiga, baru kami akan berani melakukan penyebaran itu,” sebutnya.
Sementara dengan ditundanya penyebaran tersebut, lanjut Jaya Negara, pihaknya akan memaksimalkan langkah-langkah pencegahan kasus DBD.
Sebelumnya dilaporkan, sebanyak 4.109 titik di Kota Denpasar, Bali, disasar untuk lokasi penyebaran telur nyamuk wolbachia.