Waspada! Hobi Koleksi Bisa Jadi Tanda Awal Gangguan Mental Hoarding Disorder yang Kerap Diabaikan

photo author
- Senin, 27 Oktober 2025 | 19:00 WIB
Ilustrasi kamar penuh barang menumpuk akibat -hoarding disorder- atau gangguan menimbun. (HukamaNews.com / Canva)
Ilustrasi kamar penuh barang menumpuk akibat -hoarding disorder- atau gangguan menimbun. (HukamaNews.com / Canva)

HUKAMANEWS – Banyak orang bangga dengan hobi mengoleksi barang. Namun, di balik tumpukan benda yang terus menumpuk tanpa digunakan, bisa tersembunyi tanda bahaya: Hoarding Disorder.

Gangguan ini sering tak disadari karena dianggap sekadar perilaku sentimental atau kesukaan menyimpan barang lama.

Padahal, jika dibiarkan, bisa berujung pada masalah kesehatan mental serius.

Fenomena hoarding disorder kini semakin sering ditemukan, termasuk di perkotaan seperti Bandung, di mana keterbatasan ruang hidup justru memperparah dampak dari kebiasaan menimbun ini.

Baca Juga: Kuasa Hukum Nadiem Sebut Kerugian Negara Kasus Chromebook Belum Pasti, Bukan Angka Final Rp1,98 Triliun Masih Misterius

Ketika Hobi Koleksi Berubah Jadi Kecanduan

Bagi sebagian orang, menyimpan benda-benda lama terasa seperti menjaga kenangan.

Tapi bagi penderita hoarding disorder, kebiasaan ini berkembang jadi dorongan kompulsif yang sulit dikendalikan.

Mereka merasa barang-barang yang disimpan masih punya “nilai” atau “akan berguna nanti”, meski sebenarnya sudah tak terpakai.

Akibatnya, rumah bisa penuh sesak oleh tumpukan benda yang tidak lagi memiliki fungsi.

Dalam kasus ekstrem, penderita bahkan kehilangan ruang untuk beraktivitas dari dapur, kamar tidur, hingga ruang tamu.

Baca Juga: Beli Rumah Subsidi Bisa Dicabut? Ini Aturan Renovasi yang Wajib Kamu Tahu Biar Nggak Rugi

Dampak Serius pada Kesehatan dan Sosial

Kondisi rumah yang dipenuhi barang berlebih tak hanya mengganggu kenyamanan, tapi juga bisa membahayakan kesehatan.
Penumpukan debu, risiko kebakaran, hingga gangguan pernapasan jadi ancaman nyata.

Lebih dari itu, hubungan sosial penderita sering terganggu mereka merasa malu mengundang orang lain ke rumah, bahkan bisa terisolasi dari lingkungan sekitar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jiebon

Sumber: Berita Satu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X