Waspada! Hobi Koleksi Bisa Jadi Tanda Awal Gangguan Mental Hoarding Disorder yang Kerap Diabaikan

Menurut American Psychiatric Association, hoarding disorder dikategorikan sebagai gangguan mental yang membutuhkan intervensi profesional, bukan sekadar masalah kebiasaan.

Mengapa Hoarding Sering Tak Disadari

Psikolog klinis menjelaskan bahwa penderita hoarding disorder sering kali tidak menyadari perilaku mereka bermasalah.

Banyak yang menolak membuang barang karena merasa “akan menyesal nanti” atau “takut kehilangan bagian dari diri mereka”.

Kondisi ini sering diperparah oleh pengalaman traumatis masa lalu, seperti kehilangan orang terdekat atau stres berat.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Siapkan Blacklist dan Denda Berat untuk Impor Pakaian Bekas, DPR Beri Dukungan Penuh

Dalam konteks lokal, di Bandung misalnya, tren thrifting dan koleksi barang vintage yang semakin populer bisa membuat batas antara “kolektor” dan “hoarder” makin kabur.

Cara Mengenali Tanda Awal Hoarding Disorder

Jika kamu atau orang terdekat mulai menunjukkan tanda-tanda di bawah ini, sebaiknya mulai waspada:

- Sulit membuang barang, meski sudah rusak atau tidak terpakai.
- Rumah terasa sempit karena penuh barang.
- Merasa cemas atau bersalah saat harus membuang sesuatu.
- Sering menunda membersihkan atau menata ulang ruangan.
- Merasa kehilangan kontrol atas barang yang dimiliki.

Jika gejala tersebut muncul, penting untuk mencari bantuan profesional. Penanganan biasanya melalui terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioral Therapy- atau CBT), yang membantu mengubah pola pikir dan kebiasaan penyimpanan berlebih.

Dukungan keluarga dan teman juga berperan besar, terutama dalam menjaga motivasi dan empati terhadap penderita.

Baca Juga: Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadan 1447 H: Puasa Dimulai 18 Februari 2026

Langkah Awal Mengatasi Kebiasaan Menimbun

Menghadapi -hoarding disorder- tak bisa dilakukan instan. Berikut langkah awal yang bisa dicoba: