Presiden Prabowo Hadiri KTT ASEAN ke-47 di Malaysia, Timor Leste Resmi Jadi Anggota ke-11

Salah satu momen paling bersejarah dalam KTT ke-47 ini adalah penandatanganan deklarasi penerimaan Timor Leste sebagai anggota penuh ASEAN.

Setelah melalui proses panjang sejak 2011, akhirnya negara tersebut resmi menjadi bagian dari keluarga besar Asia Tenggara.

Keanggotaan Timor Leste diharapkan dapat memperkuat integrasi kawasan serta membuka peluang kerja sama baru di bidang perdagangan, pendidikan, dan pembangunan infrastruktur.

PM Malaysia, Anwar Ibrahim, dalam sambutannya menegaskan bahwa kehadiran Timor Leste akan membawa energi baru bagi ASEAN.

Sementara itu, Prabowo menyambut baik langkah tersebut dan menyebut integrasi Timor Leste sebagai wujud nyata semangat solidaritas dan inklusivitas ASEAN.

Baca Juga: Detik-Detik KA Purwojaya Anjlok di Bekasi, Dua Gerbong Keluar Rel tapi Semua Penumpang Selamat

Posisi Strategis ASEAN di Mata Dunia

Dengan semakin solidnya keanggotaan ASEAN, termasuk kehadiran Timor Leste, kawasan Asia Tenggara kian diperhitungkan dalam percaturan global.

ASEAN kini mewakili lebih dari 680 juta penduduk dengan potensi ekonomi mencapai lebih dari USD 3 triliun.

Prabowo menilai, sinergi lintas sektor menjadi kunci untuk menghadapi disrupsi global. “Kita harus memastikan ASEAN tetap menjadi jangkar stabilitas dan pusat pertumbuhan ekonomi dunia,” ujarnya.

Konteks ini semakin penting mengingat banyak negara kini tengah menghadapi ketegangan geopolitik dan tantangan rantai pasok global.

Indonesia, bersama Malaysia dan negara anggota lainnya, berkomitmen menjaga agar kawasan tetap damai, terbuka, dan berorientasi pada kemakmuran rakyat.

Baca Juga: Purbaya Dukung Kejagung Geledah Bea Cukai Terkait Korupsi Ekspor Limbah Sawit: Biarkan Prosesnya Berjalan

Respons publik terhadap langkah Prabowo di forum internasional ini cukup positif. Banyak pengamat menilai kehadirannya di KTT ASEAN memperkuat citra Indonesia sebagai pemimpin regional yang aktif dan visioner.

Beberapa analis juga menilai bahwa arah diplomasi luar negeri Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo akan semakin pragmatis dan fokus pada kerja sama ekonomi, teknologi, serta keamanan kawasan.