Kartu Pers CNN Dicabut, Sujiwo Tejo Buka Suara: Ini Bukan Salah Kecil, Pelaku Harus Tanggung Jawab!

photo author
- Senin, 29 September 2025 | 17:05 WIB
Sujiwo Tejo kritik pencabutan ID wartawan CNN oleh Biro Pers Istana (HukamaNews.com / Net)
Sujiwo Tejo kritik pencabutan ID wartawan CNN oleh Biro Pers Istana (HukamaNews.com / Net)

Di media sosial, banyak netizen menyuarakan keresahan bahwa kejadian ini bisa menjadi preseden buruk bagi kebebasan pers di masa depan.

Klarifikasi Istana

Biro Pers Istana menegaskan bahwa kartu yang sempat ditarik bukanlah identitas profesional Diana sebagai jurnalis, melainkan kartu khusus untuk liputan di lingkungan Istana.

Pihak Istana juga menyatakan kejadian ini akan menjadi “pengalaman terakhir” dan berkomitmen agar hal serupa tidak terulang.

Meski begitu, pernyataan itu tidak serta-merta meredakan kritik. Organisasi jurnalis menilai tindakan pencabutan ID apapun alasannya bisa memberi sinyal pembatasan ruang kerja pers.

Baca Juga: Fakta Tersembunyi di Balik Penolakan Praperadilan ARUKKI, Kasus Silfester Matutina Jadi Perbincangan Lagi

Tekanan Publik dan Relevansi Lokal

Kasus ini menambah daftar panjang gesekan antara jurnalis dan aparat negara. Di Bandung, sejumlah komunitas pers juga ikut menyuarakan keprihatinan.

Mereka menekankan pentingnya perlindungan kerja jurnalis di lapangan, apalagi di tengah meningkatnya kebutuhan liputan kritis untuk mengawasi jalannya pemerintahan.

Jika dibiarkan, publik khawatir kejadian ini bisa memengaruhi keberanian wartawan untuk bertanya.

Padahal, dalam tradisi jurnalistik, pertanyaan kritis adalah inti dari fungsi kontrol pers terhadap kekuasaan.

Kasus pencabutan ID wartawan CNN Indonesia ini seakan menjadi ujian bagi komitmen pemerintah dalam menjunjung tinggi kebebasan pers.

Baca Juga: KPK Bongkar Aset Mewah Eks Staf Ahli Menaker, Diduga Dibeli dari Pemerasan RPTKA Senilai Rp53,7 Miliar

Permintaan maaf mungkin meredakan tensi, namun desakan publik agar ada sanksi tegas menunjukkan bahwa persoalan ini menyentuh isu fundamental: hak pers untuk bekerja tanpa intimidasi.

Sujiwo Tejo menutup kritiknya dengan pesan lugas: kebebasan pers tidak boleh dipertukarkan dengan permintaan maaf semata. Yang dibutuhkan adalah akuntabilitas dan tindakan nyata.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jiebon

Sumber: Rmol

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X