Ia menegaskan pertemuan Nadiem dengan Google hanya pertemuan biasa, bukan kesepakatan untuk menggunakan Chromebook dalam proyek Kemendikbudristek.
“Pak Nadiem tidak pernah menyepakati. Yang jual laptop itu kan vendor, bukan Google. Google hanya sistemnya saja. Kalau laptopnya dari vendor, vendornya perusahaan Indonesia,” jelas Hotman.
Penetapan Nadiem sebagai tersangka langsung menuai reaksi di media sosial.
Sebagian publik menilai kasus ini bisa menjadi ujian awal bagi pemerintahan Presiden Prabowo terkait komitmen penegakan hukum tanpa tebang pilih.
Baca Juga: Nggak Lagi Enak! DPR Tegaskan Anggota Dinonaktifkan Parpol Tak Lagi Terima Gaji dan Tunjangan
Ada pula yang curiga penetapan ini sarat nuansa politik, mengingat Nadiem dikenal sebagai sosok muda dengan rekam jejak reformasi pendidikan.
Di sisi lain, praktisi hukum menilai pernyataan Hotman Paris perlu diuji lewat bukti di pengadilan.
Transparansi dan audit proyek Chromebook pun menjadi tuntutan publik, terlebih kasus ini bersinggungan dengan dunia pendidikan yang menyentuh jutaan pelajar di Indonesia.
Kasus dugaan korupsi laptop Chromebook yang menyeret nama Nadiem Makarim kini berada di titik krusial.
Meski Hotman Paris yakin kliennya tidak bersalah, proses hukum tetap harus berjalan.
Baca Juga: SBY Menyentil Elit di Tengah Amarah Jalanan: Dengarlah Rakyatmu
Publik kini menunggu apakah Presiden Prabowo akan merespons “coletan” Hotman soal permintaan menggelar perkara di Istana.
Yang jelas, kasus ini tak hanya soal hukum, tapi juga menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan anggaran pendidikan.***
Artikel Terkait
Waspada! Daftar 21 Penyakit dan Layanan Ini Tidak Lagi Ditanggung BPJS 2025, Jangan Sampai Kamu Kena
Lowongan Kerja Unik: Lansia 60 Tahun Kini Bisa Jadi Server Restoran, Simak Syarat dan Cara Daftarnya
Habib Jafar Sentil Menkomdigi: Demo Dicekal, Tapi Konten Dakwah Dibanjiri Judi Online Nggak Pernah Ditindak!
Yusril Kritik Sistem Pemilu: Politisi Berbakat Tergusur Artis
Bus Transjakarta Tabrak Toko di Setiabudi, Dua Luka: Transjakarta Minta Maaf dan Lakukan Investigasi