HUKAMANEWS - Jakarta kembali diguncang oleh lanjutan drama hukum dalam kasus dugaan korupsi jumbo di tubuh PT Pertamina (Persero).
Tak tanggung-tanggung, Kejaksaan Agung (Kejagung) kini memperluas penyidikannya hingga ke Singapura.
Langkah ini bukan tanpa alasan, karena upaya pemanggilan sejumlah perusahaan berbasis di Negeri Singa ke Jakarta sebelumnya tak membuahkan hasil.
Akhirnya, tim penyidik memilih terbang langsung ke Singapura demi menggali bukti-bukti penting dari perusahaan perdagangan yang diduga ikut terlibat.
Kasus ini sendiri ditaksir merugikan negara hingga Rp193,7 triliun.
Angka yang fantastis ini membuat publik bertanya-tanya, seberapa luas skema yang sedang dibongkar dan siapa lagi yang akan terseret?
Penyidikan menyasar dugaan korupsi dalam pengelolaan minyak mentah dan produk kilang oleh Pertamina beserta anak usahanya.
Fokusnya tertuju pada transaksi dari periode 2018 hingga 2023 yang diduga tidak transparan.
Beberapa nama petinggi sudah ditetapkan sebagai tersangka, seperti Maya Kusmaya selaku Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga serta Edward Corne yang menjabat VP Trading Operation di anak usaha yang sama.
Namun penyidik tampaknya belum berhenti sampai di situ.
Untuk mendalami jejak uang dan transaksi mencurigakan, Kejagung menyasar empat perusahaan dagang yang beroperasi di Singapura.
Sayangnya, identitas perusahaan tersebut masih belum dibuka ke publik.
Yang jelas, Biro Investigasi Praktik Korupsi Singapura atau CPIB telah menerima permintaan kerja sama resmi dari pihak Kejagung Indonesia.
Artikel Terkait
Bayang-bayang Korupsi di Balik Proyek Energi, KPK Diminta Dalami Proyek PLTU Cirebon 2, Bos Hyundai Terseret Kasus Suap
Dugaan Korupsi Chromebook Rp10 Triliun Era Nadiem Jadi Sorotan Kejagung, MAKI Minta Google Diperiksa
Nadiem Makarim Segera Diperiksa Kejagung, Dugaan Korupsi Chromebook Rugikan Negara hingga Rp10 Triliun
Buntut Kasus Dugaan Korupsi Chromebook hampir Rp10 Triliun, Asta Cita Presiden Prabowo Diuji Lewat Tangan Kejagung
Eks Dirut PT Taspen Didakwa Korupsi Rp1 Triliun dari Investasi Fiktif yang Ancam Dana Pensiun PNS Se-Indonesia