HUKAMANEWS - Gunung Ruang, sebuah nama yang kembali mencuat dalam sorotan setelah erupsi dini hari tadi mengakibatkan kerusakan pada alat perekam kegempaan.
Informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menggambarkan betapa pentingnya pemantauan terhadap aktivitas gunung api, terutama dalam konteks mitigasi bencana.
Melalui berbagai stasiun seismik yang tersebar, upaya pengawasan terhadap potensi bahaya dapat dilakukan dengan lebih efektif.
Namun, apa yang terjadi pada stasiun seismik di Pulau Ruang menjadi perhatian serius bagi para peneliti dan ahli bencana.
Aktivitas erupsi yang terjadi di Gunung Ruang tidak hanya sekadar menciptakan gejolak di alam, tetapi juga memberikan dampak yang signifikan pada infrastruktur pemantauan kegempaan.
Sebagai peneliti bumi, Hetty Triastuty, anggota tim penyelidik Bumi Madya, memberikan gambaran tentang kerusakan yang terjadi pada stasiun seismik tersebut.
Baca Juga: Gunung Ruang Sitaro Kembali Berstatus Awas, Potensi Tsunami Menjadi Ancaman
Terletak di pinggir pantai Pulau Ruang, alat tersebut telah menjadi saksi bisu dari berbagai kejadian seismik, namun kini, akibat erupsi, ia terdiam.
Meskipun stasiun seismik di Pulau Ruang mengalami nasib yang tidak menguntungkan, PVMBG tidak sepenuhnya terhenti dalam melakukan pemantauan.
Stasiun seismik lainnya masih beroperasi, seperti yang terletak di Pulau Tagulandang.
Namun, tentu saja, jarak yang lebih jauh dari pusat aktivitas gunung api tersebut memberikan tantangan tersendiri dalam pengawasan.
**Tantangan Dalam Pemantauan:**
Keberadaan stasiun seismik yang masih beroperasi di Pulau Tagulandang memberikan sedikit 'nafas' bagi para peneliti.
Artikel Terkait
Kemana Warga Mengungsi Setelah Gunung Ruang Mengeluarkan Erupsi
WASPADA! Gunung Ruang Kembali Erupsi, PVMBG: Status Naik Level Awas
Basarnas Gercep Tangani Dampak Erupsi Gunung Ruang, Langkah Penyelamatan dan Evakuasi Warga Jadi Prioritas
Gunung Ruang Sitaro Kembali Berstatus Awas, Potensi Tsunami Menjadi Ancaman