Syahril menyatakan bahwa wolbachia, sebagai bakteri alami pada serangga, tidak menimbulkan risiko perubahan genetik pada nyamuk.
Studi faktor risiko yang dilakukan peneliti juga telah mendukung klaim ini. Uji coba di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul pada tahun 2022 menunjukkan penurunan kasus demam berdarah hingga 77 persen dan penurunan proporsi dirawat di rumah sakit sebesar 86 persen setelah penyebaran wolbachia.
Bahkan dari hasil studi tersebut dan hasil di beberapa negara lain yang menerapkan teknologi WMP, teknologi wolbachia untuk pengendalian dengue telah direkomendasikan oleh WHO Vector Control Advisory Group sejak 2021.
Nyamuk Wolbachia Tidak Menginfeksi Manusia
Terkait kekhawatiran masyarakat tentang wolbachia dapat menginfeksi tubuh manusia, penelitian yang dilakukan oleh Peneliti Pusat Kedokteran Tropis UGM, Riris Andono Ahmad, menegaskan bahwa wolbachia tidak dapat menginfeksi manusia dan tidak terjadi transmisi horizontal ke spesies lain.
Bahkan wolbachia tidak mencemari lingkungan biotik dan abiotik.
Selama 12 tahun penelitian teknologi wolbachia di Yogyakarta sejak 2011, telah melalui tahapan kelayakan, keamanan, pelepasan skala terbatas, skala luas, hingga implementasi, menjadikannya aman dan sesuai prosedur.
Studi pertama Aplikasi Wolbachia untuk Eliminasi Dengue (AWED) di dunia dilakukan di Yogyakarta dengan desain Cluster Randomized Controlled Trial (CRCT).
Baca Juga: Bertabur Tokoh, TKD Jawa Tengah Pasangan Prabowo Gibran Diketuai Kukrit SW
Bukan Senjata Pemusnah Manusia
Baru-baru ini, beredar informasi kontroversial tentang inovasi nyamuk wolbachia sebagai dugaan senjata pembunuh atau pemusnah manusia. Klaim ini disertai dengan narasi terkait penyebaran wolbachia yang disebut sebagai misi Bill Gates.
Beberapa unggahan di media sosial, seperti dari akun @AGENDA21_EXPOSE dan @Been4Q59, menciptakan narasi seram, bahkan mengaitkannya dengan eksperimen genetik LGBT di masyarakat Indonesia.
Terkait hal ini, juru bicara Kementerian Kesehatan RI, Mohammad Syahril, menegaskan bahwa semua informasi tersebut adalah hoaks.
Artikel Terkait
Mengenal NYAMUK WOLBACHIA, yang Membuat Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Ngamuk
DBD Indonesia dalam Angka, yang Menyebabkan Kemenkes Nekat Gunakan NYAMUK WOLBACHIA
Gawat, Siti Fadilah Supari Sebut Kulonprogo Sudah KLB Kasus Japanesse Encephalitis. Benar Dipicu Sebaran Nyamuk Wolbachia?
Nyamuk Wolbachia dan Perjalanan Penemuan yang Kontroversial, Begini Asal Muasalnya!
Komjen (Pol) Dharma Pongrekun: Indonesia Jangan Mau Ditindas WHO Lewat Isu Kesehatan Nyamuk Wolbachia!
Dinas Kesehatan Kota Semarang Sebut Gunakan Wolbachia Lokal