HUKAMANEWS – Media sosial dihebohkan oleh penolakan pelepasan nyamuk wolbachia setelah jumpa pers yang dihadiri mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari, pada Minggu 12 November 2023.
Narasi yang kemudian muncul, nyamuk wolbachia disebut sebagai hasil rekayasa genetika dan menjadi senjata pemusnah manusia.
Kekhawatiran terhadap dampak yang ditimbulkan oleh nyamuk wolbachia berimbas terhadap ditundanya pelepasan tersebut di Denpasar, Bali yang rencananya disebar pada Senin (13/11/2023). Bahkan dikabarkan, jutaan telur nyamuk wolbachia itu dihancurkan setelah penundaan pelepasan.
Terhadap kontroversi yang beredar luas di tengah masyarakat, Kemenkes RI menegaskan, nyamuk ini bukan hasil rekayasa genetika, alih-alih senjata pemusnah manusia. Nyamuk Wolbachia juga bukan alat untuk membentuk gen LBGT di masyarakat.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mohammad Syahril menyampaikan, pihaknya akan terus memberikan edukasi dan informasi soal penerapan wolbachia.
"Kita akan edukasi dan menjelaskan kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar, bukan hoax," ujar Syahril.
Baca Juga: Sudah Tiga Kali Warga Sumurboto Banyumanik Semarang Kembangkan Bibit Nyamuk Wolbachia
Disebutkan Syahril, teknologi wolbachia merupakan salah satu inovasi yang melengkapi strategi pengendalian yang berkasnya sudah masuk ke Strategi Nasional.
Sebagai pilot project, dilaksanakan di lima kota yaitu Kota Semarang, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Kupang, dan Kota Bontang berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaran Pilot project Implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan dengue.
Tidak Ada Risiko Perubahan Genetik Nyamuk
Mohammad Syahril menegaskan, tidak ada risiko perubahan genetik pada nyamuk ber-wolbachia
Penerapan teknologi wolbachia telah terbukti sukses di berbagai negara, termasuk Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuathu, Mexico, Kiribathi, dan New Caledonia, serta Sri Lanka.
Artikel Terkait
Mengenal NYAMUK WOLBACHIA, yang Membuat Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Ngamuk
DBD Indonesia dalam Angka, yang Menyebabkan Kemenkes Nekat Gunakan NYAMUK WOLBACHIA
Gawat, Siti Fadilah Supari Sebut Kulonprogo Sudah KLB Kasus Japanesse Encephalitis. Benar Dipicu Sebaran Nyamuk Wolbachia?
Nyamuk Wolbachia dan Perjalanan Penemuan yang Kontroversial, Begini Asal Muasalnya!
Komjen (Pol) Dharma Pongrekun: Indonesia Jangan Mau Ditindas WHO Lewat Isu Kesehatan Nyamuk Wolbachia!
Dinas Kesehatan Kota Semarang Sebut Gunakan Wolbachia Lokal