HUKAMANEWS – Sampah plastik selalu menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah maupun laut.
Sifat sampah plastik tidak mudah terurai, proses pengolahannya menimbulkan toksik dan bersifat karsinogenik, butuh waktu sampai ratusan tahun bila terurai secara alami.
Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2019 menyebutkan bahwa timbunan sampah di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun, 15 persennya adalah sampah plastik. Padahal jika diolah dengan baik, sampah plastik daur ulang dapat menghasilkan keuntungan.
Pemerintah pusat maupun daerah saat ini telah dan tengah melakukan berbagai upaya untuk dapat mengurangi dampak negatif sampah plastik.
Seperti yang dilakukan di Bali, tepatnya Kabupaten Badung, di sana dilakukan pengelohan sampah menjadi Bahan Makar Minyak (BBM). Begitu juga kota Surabaya, diluncurkan Suroboyo Bus, untuk tiketnya dapat diperoleh dengan menukarkan sampah plastik.
Tak hanya pemerintah, pihak swasta pun mempunyai andil besar dalam pengelolaan limbah plastik.
Baca Juga: PNS Harus Netral di Medsos Selama Pemilu, Dilarang Like dan Share, Begini Aturannya dan Sanksinya
Limbah Plastik untuk campuran bahan aspal
Seperti dilakukan oleh PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri). Perusahaan pemasok produk petrokimia ini membuat inovasi dengan memanfaatkan sampah plastik sebagai campuran bahan aspal dalam pembangunan jalan.
Direktur Legal, External Affairs, and Circular Economy Chandra Asri, Edi Rivai mengatakan pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan campuran aspal sudah diinisiasi oleh pihaknya sejak 2018 silam.
Menurut Edi Rivai, penambahan limbah kantong plastik ke dalam campuran aspal mampu meningkatkan kualitas ketahanan jalan hingga 40 persen.
Baca Juga: Resmi Jadi Bacawapres Prabowo, Benarkah Gibran Belum Dipecat dari PDIP dan Masih Pegang KTA?
Saat ini teknologi tersebut mulai diaplikasikan oleh berbagai pihak, salah satunya Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat.