Apalagi dari hasil penelitian aspal dengan campuran limbah plastik ini memiliki nilai ekonomis tinggi dibanding aspal biasa mengingat daya tahannya di atas aspal konvensional, sehingga menghemat penggunaan aspal.
Baca Juga: Suhu Ekstrem, Sabun Berbahan Daun Kelor Bisa Jadi Solusi Kesehatan Kulit Tubuh
Wakil Ketua Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi), Justin Wiganda melihat potensi yang besar dari skema ini.
“Pemanfaatan sampah plastic low-value ini juga dapat meningkatkan jumlah bahan baku daur ulang plastik yang terkumpul, meningkatkan nilai ekonomi sampah plastik serta mendorong pertumbuhan industri daur ulang dalam negeri,” ucapnya.
Adapun Gabriel Andari Kristanto, Ph.D, dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia menjelaskan bahwa gelaran aspal plastik yang dilakukan oleh Chandra Asri merupakan salah satu aplikasi dari konsep ekonomi sirkular.
Baca Juga: Menimbang Pilihan Cawapres Terbaik bagi Prabowo Subianto di Pilpres 2024
Dalam kegiatan ini, sampah plastik di-upcycle menjadi campuran aspal sehingga memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Tidak hanya itu, sampah plastik juga menjadi materi dengan daya guna baru yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
Hal ini tidak hanya menguntungkan bisnis, tapi juga masyarakat dan lingkungan. Bahkan apabila limbah plastik ini memiliki nilai ekonomis, bukan tidak mungkin pemulung akan memburunya.***
Artikel Terkait
Komunitas Pasar Sehat Semarang Gotong Royong Bantu Cegah Stunting di Kota Semarang
Nasi Bakar Kecombrang Menjadi Menu Sehat Kaya Antioksidan di Musim Penghujan
GOKIL! Demi Mengurangi Sampah Plastik, Evoware Memproduksi Gelas Bisa Dimakan
6 Manfaat Sinar Matahari Pagi yang Bikin Tubuh Sehat dan Makin Happy
Dear Bumil dan Busui, Hindari 4 Kandungan Skincare ini Agar Janin dan Bayi Tetap Sehat, Bukan Cuma Hidrokuinon
Suhu Ekstrem, Sabun Berbahan Daun Kelor Bisa Jadi Solusi Kesehatan Kulit Tubuh