Uang itu sudah diplot untuk rencana nikah dan dana darurat—dua hal yang makin penting di tengah ketidakpastian zaman.
“Saya gak mau uang cuma tidur di tabungan, terus terpotong biaya admin. Mending disuruh kerja juga,” katanya sambil tertawa.
Tapi seperti hidup yang penuh kejutan, dunia investasi juga nggak selalu manis.
Ricky, 24 tahun, baru merintis perjalanan investasinya awal tahun ini.
Tertarik dengan cerita teman yang cuan dari trading, ia nekat belajar saham lewat YouTube dan langsung terjun.
Setiap pagi, aktivitas utama Ricky adalah buka aplikasi trading: cek grafik, pantau pergerakan harga, dan berharap hijau terus.
Namun tak jarang, grafik merah bikin mood-nya anjlok seketika.
“Pernah rugi semua. Tapi gak apa-apa, toh saya memang masih belajar,” ujarnya sambil tersenyum kecut.
Meski begitu, Ricky tetap konsisten menyisihkan sekitar 15% dari gajinya untuk membeli saham.
Ia tahu, risiko adalah bagian dari proses belajar.
Cerita seperti Dian dan Ricky kini banyak bermunculan.
Menurut data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), generasi Z dan milenial mendominasi pasar modal Indonesia.
Per Agustus 2024, 55,07% investor pasar modal berasal dari kelompok usia di bawah 30 tahun.