Agustina WP, Calon Walikota Semarang Buka Suara! Kenali Solusi Kesehatan Mental Gen Z dan Millennial di 'Perempuan Mendengar'

HUKAMANEWS - Semarang, sebuah kota yang tengah berkembang pesat, tidak hanya memikirkan pembangunan fisik semata.

Di bawah sorotan publik, muncul seorang calon walikota yang tidak hanya memikirkan jalan raya dan jembatan, tetapi juga masalah yang sering kali dianggap tabu: kesehatan mental.

Agustina WP, calon Walikota Semarang, membawa isu ini ke permukaan dalam sebuah acara bertajuk "Perempuan Mendengar."

Baca Juga: 30 September, Saat Bendera Setengah Tiang dan Sejarah Mengerikan Berpadu, Fakta Mengejutkan yang Bakal Bikin Kamu Berpikir!

Acara "Perempuan Mendengar" yang digagas oleh tokoh muda Semarang, Riezky Delastama atau yang akrab disapa MasRD, menjadi ruang bagi diskusi penting seputar kesehatan mental.

Fokus utama acara ini adalah memberikan perhatian khusus pada Gen Z dan Millennial, dua generasi yang sering kali dianggap "rentan" menghadapi masalah kesehatan mental seperti depresi, bullying, hingga stress.

Tentu, ini bukan sekadar diskusi kering penuh teori. Acara ini menghadirkan tokoh-tokoh yang bisa menyentuh hati dan pikiran anak muda.

Baca Juga: Gerakan PKI, Benarkah Dalangnya Soeharto yang Inginkan Rebut Kekuasaan dari Soekarno?

Di antaranya adalah Agustina WP, Riezky Delastama, influencer Marsha Natika, dan psikolog Dewi Marianty.

Dalam acara tersebut, Agustina menegaskan pentingnya manajemen stres sebagai kunci untuk mengatasi berbagai masalah mental health.

"Jika kita bisa mengelola stres dengan baik, maka hidup akan lebih bahagia," ujarnya santai namun penuh makna.

Baca Juga: Pertemuan Megawati dan Prabowo, Apa yang Akan Terungkap Sebelum Pelantikan Presiden 2024? Temukan Faktanya!

Bagi Agustina, kesehatan mental adalah kunci kesejahteraan, dan ini harus menjadi perhatian bersama, bukan hanya urusan pribadi individu.

Namun, yang membuat pernyataan Agustina menarik adalah cara ia menyikapi keterlibatan pemerintah dalam masalah ini. Menurutnya, ada "missing link" antara pembuat kebijakan dan masyarakat, khususnya anak muda.

Pemerintah sering kali memberikan solusi yang tidak sinkron dengan apa yang sebenarnya diinginkan dan dibutuhkan oleh generasi muda.