Jarang Disadari, 5 Kebiasaan ini Tingkatkan Risiko Stroke, Tak Hanya Merokok dan Mager

HUKAMANEWS – Stroke tidak boleh disepelekan begitu saja, bahkan masuk dalam kondisi gawat darurat medis. Artinya, pengidap stroke harus segera mendapatkan penanganan medis untuk menghindari komplikasi.

Terlambat sedetik saja dalam menangani stroke bisa meningkatkan risiko kematian sel otak yang bisa berdampak fatal. Salah satunya menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh otak tidak lagi bisa berfungsi dengan baik.

Dulu penyakit ini diidentikkan dengan orang-orang lanjut usia, tapi kini siapa pun bisa terserang stroke.

Baca Juga: Dua Pasang Capres Cawapres Mendaftar di KPU Hari Ini, Simak Rekayasa Lalu Lintas dan Rute yang Dilalui

Begitu berbahayanya stroke, maka penting untuk mencegah penyakit ini.

Biasanya, orang lebih mengetahui penyebab stroke karena darah tinggi, tetapi ada faktor lain yang perlu dipahami. Seperti kebiasaan sehari-hari yang tanpa disadari bisa menjadi pemicu meningkatnya risiko stroke.

Apa saja? melansir laman Halodoc dan sumber lain, berikut ini beberapa kebiasaan yang disebut bisa meningkatkan risiko stroke:

Baca Juga: Jadi Magnet Pilpres 2024, Direktur PEC: Erick Thohir Tetap Jadi Cawapres Favorit Warga Jatim Pasca Putusan MK

1. Merokok

Bukan lagi rahasia bahwa aktif merokok bisa meningkatkan risiko penyakit. Ternyata, kebiasaan ini juga bisa meningkatkan risiko stroke.

Nikotin meningkatkan tekanan darah dan asap rokok dapat menyebabkan penumpukan lemak di arteri leher.

2. Konsumsi Alkohol

Mengonsumsi alkohol secara berlebihan bisa memicu gangguan kesehatan. Kebiasaan yang satu ini ternyata juga bisa memicu penyakit berbahaya, seperti stroke.

Baca Juga: Rasa Penasaran Puan Maharani dan Misteri Dukungan Jokowi terhadap Ganjar Pranowo di Pilpres 2024

3. Malas Berolahraga

Tidak hanya bisa menyebabkan peningkatan berat badan, kebiasaan malas bergerak (mager) atau kurang berolahraga juga bisa memicu penyakit.

Padahal, risiko untuk terserang stroke bisa turun 36 persen bila orang rajin berolahraga atau beraktivitas fisik. Tak perlu olahraga berat, cukup berjalan kaki selama 30 menit tiga kali seminggu.