Baca Juga: KPK Klarifikasi Soal Motor di Rumah Ridwan Kamil, Bukan Upaya Samarkan Kepemilikan
Kapal itu berada sekitar 40 mil laut dari Gaza ketika dicegat, menurut pernyataan kelompok aktivis tersebut, yang menentang blokade laut Gaza yang telah berlangsung hampir dua dekade.
Dua puluh satu aktivis dari 12 negara berada di atas kapal, kata kelompok itu, seraya menambahkan bahwa kapal tersebut membawa pasokan seperti susu formula bayi, popok, makanan, dan obat-obatan dari Italia, tempat kapal tersebut berlayar minggu lalu.
Salah satu penumpang kapal tersebut adalah anggota Parlemen Eropa asal Prancis, Emma Fourreau, menurut situs web Koalisi Armada Kebebasan.
Upaya kelompok tersebut untuk mencapai Gaza melalui laut telah berulang kali digagalkan.
Pada bulan Mei, sebuah kapal bantuan yang menuju Gaza bernama Conscience lumpuh akibat ledakan dan kebakaran yang terjadi setelahnya, sehingga menghentikan misi di lepas pantai Malta.
Pada bulan Juni, Israel mencegat kapal kedua koalisi, Madleen, yang penumpangnya termasuk aktivis Swedia Greta Thunberg dan anggota Parlemen Eropa asal Prancis lainnya, Rima Hassan.
Baca Juga: Bocoran Galaxy S25 FE, Tampil Keren dengan Warna Segar, Tapi Penyimpanannya Bikin Ngelus Dada
Setelah kapal terakhir dihentikan, koalisi menggambarkan tindakan angkatan laut Israel sebagai "pelanggaran hukum maritim internasional."
Adalah, sebuah kelompok hak asasi manusia Israel yang pengacaranya pernah mewakili peserta armada yang ditahan oleh Israel di masa lalu, mengatakan bahwa kapal tersebut telah dibawa ke pelabuhan Ashdod.
Mereka menambahkan bahwa "meskipun telah berulang kali menuntut, otoritas Israel menolak memberikan akses kepada pengacara Adalah untuk menemui para aktivis yang ditahan guna memberikan konsultasi hukum."
Israel memberlakukan blokade terhadap Gaza, dengan bantuan Mesir, setelah kelompok militan Islam Hamas menguasai jalur pantai tersebut pada tahun 2007.
Para pejabat Israel mengatakan tindakan tersebut diperlukan untuk mencegah penyelundupan senjata ke wilayah tersebut.
Baca Juga: Hasto Divonis Ringan, ICW Sentil Keras: Kok Bisa Suap Pemilu Dapat Diskon Hukuman?
Sejak Hamas memimpin serangan Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu perang di Gaza saat ini, kondisi kehidupan di wilayah tersebut terus memburuk, dan Israel telah mengontrol ketat aliran bantuan ke wilayah tersebut melalui darat, laut, dan udara.