HUKAMANEWS - Pemerintah dan organisasi relawan mengutuk serangan yang menyebabkan kematian Dr. Marwan al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Marwan tewas bersama istri dan anak-anaknya, akibat serangan udara Israel yang menghantam rumah mereka di bagian barat daerah kantong itu.
"Hati kami dipenuhi kesedihan, dan kata-kata tidak dapat mengungkapkan besarnya kehilangan ini," kata seorang relawan lokal dari Komite Penyelamatan Darurat Medis (MER-C) di Gaza, dalam sebuah unggahan yang diunggah oleh kelompok itu di akun Instagram-nya pada hari Rabu.
Kelompok relawan itu mendanai operasi Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
"Semoga Allah mengasihani jiwa mereka, memberi mereka tempat terbaik di surga dan memberi ketabahan bagi semua yang mengenal dan mencintai mereka," lanjutnya.
Marwan, seorang ahli jantung intervensional dan keluarganya termasuk di antara korban pemboman oleh militer Israel, yang menargetkan daerah permukiman dan sebuah sekolah di Gaza pada hari Rabu, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita Palestina WAFA.
Setidaknya tujuh warga Palestina tewas dalam serangan udara itu, dengan semua korban dibawa ke Kompleks Medis Al-Shifa.
Marwan telah bekerja sebagai dokter di Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahia di Gaza utara sejak 2016, merawat orang sakit dan terluka di kota tersebut.
Rumah sakit itu sendiri telah dibombardir beberapa kali selama serangan Israel di Jalur Gaza, yang juga menargetkan fasilitas medis di daerah tersebut.
Pada bulan Mei, serangan pesawat tak berawak menimbulkan kerusakan struktural yang parah pada rumah sakit, dan mengganggu layanan medis penting di unit perawatan intensifnya.
Meskipun Israel terus-menerus menyerang dan kekurangan sumber daya, Marwan "tanpa henti memimpin Rumah Sakit Indonesia dalam keadaan yang sulit" untuk menyediakan layanan medis penting bagi warga Palestina, tulis MER-C dalam sebuah pernyataan.
Kelompok tersebut bekerja sama dengan Marwan, untuk memulihkan layanan darurat dan operasi penuh rumah sakit tersebut antara Januari dan Maret.
Kelompok relawan tersebut mengutuk pembunuhan dokter dan keluarganya, menyebut tindakan tersebut sebagai "pelanggaran mencolok terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan dan tindakan ketidakadilan yang serius yang harus dimintai pertanggungjawaban," tulis MER-C.
Artikel Terkait
Klaim Adanya Terowongan di Rumah Sakit Eropa di Gaza, Israel Kembali Bantai 34 Warga Palestina
Nafsu Netanyahu Kuasai Jalur Gaza Secara Penuh dan Tolak Segala Bentuk Kesepakatan untuk Akhiri Perang
Hamas Kecam Pernyataan Anggota Kongres AS Randy Fine yang Serukan Nuklir di Jalur Gaza, Hasutan Fine untuk Genosida Gaza
Upaya Aktivis Kirimkan Bantuan Makanan untuk Warga Gaza Lewat Kapal Madleen Digagalkan Israel, Tentara Tangkap 12 Aktivis Termasuk Satu Jurnalis
Seruan "Matilah IDF" yang Digaungkan Duo Rap Bob Vylan, Bergema di Festival Glastonbury, di Tengah Kemarahan terhadap Perang Gaza
Tragis! Direktur RS Indonesia Jadi Korban Serangan Udara Israel di Gaza, Kemlu RI Berduka dan Serukan Aksi Nyata