global

Awalnya Setuju Gencatan Senjata yang Dimediasi Anwar Ibrahim, Tak Lama Thailand Tolak Mentah-mentah "Damai" dengan Kamboja

Sabtu, 26 Juli 2025 | 20:20 WIB
PM Thailand Paetongtarn Shinawatra tolak tawaran gencatan senjata dengan Kamboja (Ist)

HUKAMANEWS - Eskalasi konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet secara terbuka mengomentari kegagalan gencatan senjata.

Gencatan senjata yang dilakukan Jumat gagal, dan menuduh Thailand berbalik arah dari perjanjian tersebut.

Pada saat yang sama, Thailand menolak tawaran mediasi internasional dan bersikeras pada solusi bilateral murni.

Hun Manet menjelaskan, bahwa Perdana Menteri Malaysia dan Ketua ASEAN saat ini, Anwar Ibrahim, telah berbicara dengannya melalui telepon pada malam tanggal 24 Juli, dimana ia menyatakan keprihatinannya tentang pertempuran yang sedang berlangsung.

Ibrahim telah mengusulkan gencatan senjata segera, untuk memungkinkan negosiasi antara kedua belah pihak.

Kamboja, kata Hun Manet, telah menyetujui proposal tersebut karena tidak memasuki konflik sebagai agresor.

Baca Juga: Kejagung Seret Dua Orang Kaya ke Kasus Samsung Mau Putus dari Google Gemini? Galaxy S26 Siap Pakai Otak AI Baru, OpenAI dan Perplexity Masuk Radar!

Setelah pembicaraan dengan Perdana Menteri Thailand, pihak Malaysia awalnya mengonfirmasi bahwa Thailand juga telah menyetujui gencatan senjata mulai tengah malam, pada tanggal 24 Juli.

Namun, Bangkok menarik perjanjiannya hanya satu jam kemudian.

"Sebaliknya, Thailand mengumumkan bahwa mereka tidak akan melakukan gencatan senjata untuk sementara waktu dan akan menunggu tanggal selanjutnya," kata Hun Manet.

Ia menekankan bahwa Malaysia sangat memahami situasi tersebut.

Pada saat yang sama, Hun Manet menyinggung laporan media yang "ambigu" tentang sikap Kamboja, dan menegaskan bahwa Phnom Penh masih siap untuk segera menghentikan pertempuran segera, setelah Thailand siap untuk gencatan senjata yang kredibel.

Meskipun Kamboja terbuka untuk mediasi internasional, Thailand dengan tegas menolak tawaran tersebut.

Baca Juga: Imbas Tarif Dagang 19 Persen, Indonesia Dipaksa Beli 50 Pesawat Boeing yang Tak Laku di Pasaran, Rieke Diah Pitaloka Minta Negoisasi Ulang!

Halaman:

Tags

Terkini