PM Thailand Phumtham Wechayachai Peringatkan Warganya Pertempuran dengan Kamboja Tambah Sengit, 138.000 Warga Kini Sudah Mengungsi

photo author
- Jumat, 25 Juli 2025 | 18:04 WIB
Warga yang mengungsi dari rumah mereka di dekat perbatasan Kamboja-Thailand beristirahat di halaman sebuah pagoda di provinsi Oddar Meanchey pada Jumat (25/7)/AFP
Warga yang mengungsi dari rumah mereka di dekat perbatasan Kamboja-Thailand beristirahat di halaman sebuah pagoda di provinsi Oddar Meanchey pada Jumat (25/7)/AFP


HUKAMANEWS - Penjabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, memperingatkan pada hari Jumat, bakal terjadinya perang.

Saat ini bentrokan lintas perbatasan dengan Kamboja telah mengungsikan lebih dari 130.000 orang.

Kedua negara saling melancarkan serangan mematikan untuk hari kedua.

Perselisihan perbatasan yang telah berlangsung lama meletus menjadi pertempuran sengit, yang melibatkan jet tempur, artileri, tank, dan pasukan darat pada hari Kamis.

Sementara Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan darurat mengenai krisis tersebut, pada Jumat malam.

Deru serangan artileri yang terus menerus terdengar dari sisi perbatasan Kamboja, di mana provinsi Oddar Meanchey melaporkan, seorang warga sipil seorang pria berusia 70 tahun tewas dan lima lainnya luka-luka.

Lebih dari 138.000 orang telah dievakuasi dari wilayah perbatasan Thailand, menurut Kementerian Kesehatan, melaporkan 15 korban jiwa 14 warga sipil dan seorang tentara dengan 46 lainnya luka-luka, termasuk 15 tentara.

Baca Juga: Hasto Dinyatakan Tidak Bersalah, Padahal Jaksa Ngotot 7 Tahun, Ini Alasan Hakim yang Bikin Kubu JPU Tepuk Jidat

"Kami telah mencoba berkompromi karena kami bertetangga, tetapi kami sekarang telah menginstruksikan militer Thailand untuk segera bertindak jika terjadi keadaan darurat," kata Wechayachai.

"Jika situasi meningkat, ini bisa berkembang menjadi perang, meskipun untuk saat ini, masih terbatas pada bentrokan," ujarnya kepada para wartawan di Bangkok.

Di kota Samraong, Kamboja, 20 kilometer (12 mil) dari perbatasan, wartawan AFP melihat keluarga-keluarga melaju kencang dengan kendaraan bersama anak-anak, dan barang-barang mereka ketika tembakan meletus.

"Saya tinggal sangat dekat dengan perbatasan. Kami takut karena mereka mulai menembak lagi sekitar pukul 06.00," kata Pro Bak, 41 tahun, kepada AFP.

Ia sedang membawa istri dan anak-anaknya ke sebuah kuil Buddha untuk mencari perlindungan.

"Saya tidak tahu kapan kami bisa pulang," ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Keikei Utari

Sumber: thedailystar.net

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X