HUKAMANEWS - Sebelum serangan Thailand ke Kamboja, pada Kamis (24/7), diketahui hubungan antara Thailand dan Kamboja sudah mulai panas.
Hal ini dipicu dari bocornya percakapan telepon antara Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra, dan mantan Perdana Menteri Kamboja yang berpengaruh, Hun Sen, yang dapat semakin meningkatkan ketegangan.
Hubungan antara kedua negara tetangga ini berada pada titik terburuknya dalam lebih dari satu dekade, setelah pertikaian mengenai wilayah perbatasan yang memicu kekhawatiran akan konfrontasi militer,menyusul meningkatnya retorika nasionalis dan mobilisasi pasukan di kedua sisi perbatasan.
Kebocoran percakapan telepon pada 15 Juni, yang telah dikonfirmasi keasliannya oleh Hun Sen dan Paetongtarn, menunjukkan Perdana Menteri Thailand tersebut memberi tahu Hun Sen, yang ia panggil paman, bahwa ia berada di bawah tekanan domestik dan mendesaknya untuk tidak mendengarkan "pihak lawan" yang mencakup seorang komandan militer terkemuka Thailand di perbatasan.
"Dia hanya ingin terlihat keren dan mengatakan hal-hal yang tidak berguna bagi bangsa, tetapi sebenarnya yang kami inginkan adalah perdamaian," katanya kepada Hun Sen melalui seorang penerjemah dalam rekaman audio yang bocor, merujuk pada sang jenderal.
Paetongtarn kemudian mengatakan kepada wartawan, bahwa percakapannya dengan Hun Sen merupakan bagian dari taktik negosiasi dan dia tidak memiliki masalah dengan tentara Thailand.
"Saya tidak akan berbicara secara pribadi dengannya (Hun Sen) lagi karena ada masalah kepercayaan," katanya.
Hun Sen mengatakan kebocoran tersebut berasal dari salah satu dari 80 politisi yang ia bagikan rekaman audio tersebut.
Hun Sen, yang menjuluki dirinya sendiri sebagai orang kuat, adalah perdana menteri Kamboja selama hampir empat dekade, dan telah mempertahankan profil publik yang tinggi sejak menyerahkan kekuasaan pada tahun 2023 kepada putranya, Perdana Menteri Hun Manet.
Kedua pemerintahan hingga saat ini menikmati hubungan yang hangat, dibantu oleh hubungan dekat antara Hun Sen dan mantan perdana menteri Thailand Thaksin Shinawatra, ayah Paetongtarn yang berpengaruh.
Kedua mantan pemimpin tersebut masih aktif di dunia politik.
Retorika Kamboja semakin sengit dalam seminggu terakhir, dengan Hun Sen menyalahkan "ekstremis" Thailand dan tentara Thailand karena memicu ketegangan, dengan mengatakan bahwa pemerintah Paetongtarn "tidak mampu mengendalikan militernya seperti negara kita".
Artikel Terkait
Di Saat Mata Dunia Tertuju ke LA yang Kondisinya Kini Mirip Gaza, Israel Lancarkan Serangan Udara Besar-besaran ke Pemukiman Warga Gaza
Di Balik Trump Bagikan Video Soal Houthi yang Terbunuh oleh Serangan Udara, Houthi Serang Habis-habisan Kapal Amerika Secara Mematikan
Komandan Pasukan Antariksa Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), Amir Ali Hajizadeh, Gugur dalam Serangan Udara Israel
Tragis! Direktur RS Indonesia Jadi Korban Serangan Udara Israel di Gaza, Kemlu RI Berduka dan Serukan Aksi Nyata
Jet Tempur F 16 Thailand Secara Mengejutkan Bom Sejumlah Target di Kamboja, Sedikitnya 12 Orang Tewas Termasuk Anak Usia 8 Tahun
Serangan Mengejutkan Jet Tempur F 16 Thailand ke Kamboja, Pertanda Eskalasi Sengketa Perbatasan Wilayah Kuil Ta Moan Thom Makin Memanas