HUKAMANEWS - Langkah mengejutkan Presiden AS Donald Trump yang mengumumkan tarif baru sebesar 30 persen terhadap impor dari Uni Eropa (UE) kembali memanaskan hubungan dagang lintas Atlantik.
Keputusan yang diumumkan pada Sabtu (12/7) itu langsung memantik gelombang kemarahan dari para pemimpin Eropa dan pelaku industri.
Tarif tersebut rencananya mulai berlaku pada 1 Agustus dan menyasar berbagai sektor ekspor utama dari UE.
Trump menyebut kebijakan ini sebagai bentuk koreksi atas hubungan dagang yang menurutnya tidak seimbang.
Namun bagi Eropa, langkah ini justru dianggap sebagai bentuk provokasi sepihak yang mengancam kestabilan ekonomi global.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen memperingatkan bahwa tarif ini dapat merusak rantai pasok transatlantik yang selama ini jadi tulang punggung perdagangan antara kedua kawasan.
Ia menyatakan bahwa UE siap mengambil langkah-langkah tegas untuk melindungi kepentingan ekonominya.
Von der Leyen menegaskan bahwa negosiasi tetap menjadi pilihan utama, namun blok Eropa tak akan ragu mengadopsi tindakan balasan jika diperlukan.
Suara senada juga datang dari para pemimpin negara-negara anggota UE yang menilai kebijakan Trump sebagai langkah yang merusak.
Baca Juga: Pengusaha Barang Elektronik Dalam Negeri Minta Pemerintah Lindungi Dari Serangan Barang Impor
Presiden Dewan Eropa Antonio Costa mengingatkan bahwa tarif tersebut hanya akan memperburuk inflasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Ia menekankan bahwa Eropa akan tetap bersatu dalam menghadapi tekanan ini, sembari menyerukan tercapainya kesepakatan dagang yang adil.
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron tak menutupi kekecewaannya.
Ia mendesak agar Eropa segera merumuskan tindakan balasan yang nyata dan bisa memberikan tekanan setimpal kepada Washington.