Baca Juga: Ini Kunci Sukses Menko Perekonomian Airlangga Bernegoisasi Tarif Impor Dengan Amerika Serikat
Pesan Paus juga menyinggung perlunya toleransi serta rasa hormat terhadap keberagaman, isu-isu yang telah disuarakan selama 12 tahun masa kepausannya.
"Pada hari ini, saya ingin kita semua berharap lagi dan menghidupkan kembali kepercayaan kita kepada orang lain, termasuk mereka yang berbeda dari kita, atau yang datang dari negeri jauh, membawa adat istiadat, cara hidup, dan ide-ide yang tidak dikenal!" demikian bunyi pidato tersebut.
"Saya mengimbau semua orang yang menduduki posisi tanggung jawab politik di dunia kita untuk tidak menyerah pada logika ketakutan, yang hanya mengarah pada isolasi dari orang lain."
"Tetapi sebaliknya menggunakan sumber daya yang tersedia untuk membantu yang membutuhkan, untuk memerangi kelaparan, dan untuk mendorong inisiatif yang mempromosikan pembangunan. Ini adalah "senjata" perdamaian, senjata yang membangun masa depan, alih-alih menabur benih kematian!"
Setelah Uskup Agung Ravelli menyampaikan berkat, Fransiskus, pemimpin 1,4 miliar umat Katolik di dunia, berkeliling alun-alun selama 15 menit dengan mobil paus, melambaikan tangan kepada orang banyak dan memberkati bayi-bayi.
Selama seminggu terakhir, Fransiskus telah keluar di depan umum dua kali tanpa kanula hidung yang selama ini digunakannya untuk menerima oksigen.
Pada hari Sabtu, ia muncul sebentar di dalam basilika tempat ia berdoa, dan memberikan permen kepada beberapa anak di antara para pengunjung.
Ia juga mengunjungi penjara di Roma tetapi ia tidak melakukan ritual pembasuhan kaki tradisional, yang bertujuan untuk meniru cara Yesus Kristus membasuh kaki para pengikutnya.
Untuk pertama kalinya sejak menjadi paus pada tahun 2013, Fransiskus telah melewatkan sebagian besar acara Pekan Suci, seperti Jalan Salib pada hari Jumat di Koloseum dan Misa Paskah pada hari Sabtu di Basilika Santo Petrus, tempat ia mendelegasikan tugasnya kepada para kardinal.***