HUKAMANEWS – Penundaan tarif impor yang dilakukan Amerika Serikat dimanfaatkan Indonesia untuk terus bernegoisasi. Sebelum melakukan pertemuan secara langsung, pada Kamis 17 April 2025 di Amerika Serikat, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto juga telah melakukan pertemuan secara online melalui Zoom Meeting dengan United States Secretary of Commerce Howard Lutnick. Sehingga pertemuan kedua ini bisa berlangsung sangat cair dan penuh persahabatan, dan berlangsung selama lebih dari 1,5 jam.
Inilah yang kemudian menjadi kesempatan sangat baik untuk Indonesia, pada minggu-minggu pertama pemberlakuan penundaan tarif resiprokal, sudah bisa diterima secara langsung oleh pihak otoritas di AS yaitu USTR dan DoC, serta sudah terjadwal juga dengan Secretary of Treasury.
“Kami berterima kasih kepada Secretary Lutnick yang memberikan kesempatan untuk melakukan negosiasi tarif dan menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mewujudkan perdagangan yang adil dan berimbang," ujar Airlangga, dalam keterangannya di laman Kementerian Perekonomian, Senin 21 April 2025.
Indonesia menyampaikan penawaran konkret untuk meningkatkan pembelian dan impor Indonesia dari AS untuk menyeimbangkan defisit perdagangan AS, antara lain pembelian produk energi (crude oil, LPG dan gasoline).
Tidak hanya itu, Indonesia juga akan melakukan peningkatan impor produk pertanian dari AS (soybeans, soybeans meal dan wheat) yang memang sangat dibutuhkan dan tidak diproduksi di Indonesia.
Menko Airlangga juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk kerja sama di bidang critical minerals, dukungan investasi AS dan juga komitmen untuk menyelesaikan permasalahan Non-Tariff Barrier (NTB) yang menjadi concern pihak pengusaha AS di Indonesia.
Terkait dengan kebijakan tarif AS ini, Presiden Trump telah menugaskan Secretary Lutnick bersama dengan Ambassador Greer (USTR) dan Scott Bessent (Secretary of Treasury) sebagai Pejabat AS yang bertanggung jawab dan menangani kebijakan tarif perdagangan AS. Department of Commerce (DoC) merupakan kementerian di AS yang bertanggung jawab atas pertumbuhan ekonomi dan urusan perdagangan di AS.
"Tugas DoC ini salah satunya meningkatkan perdagangan internasional dan membantu bisnis AS bersaing di pasar global, serta mempromosikan perdagangan yang adil," kata Airlangga.
Dalam konteks kebijakan tarif AS, DoC ini yang merumuskan kebijakan besar mengenai tarif (bagian dari kebijakan perdagangan internasional AS), sedangkan untuk pelaksanaan teknis negosiasi tarif menjadi tugas dari USTR.
Baca Juga: Lagi Cari Kucing Buat di Rumah? 10 Ras Ini Jinaknya Kebangetan, Cocok Banget Buat Keluarga!
Sebelum Indonesia, ada beberapa negara seperti Jepang dan Argentina yang juga baru saja bertemu dan melakukan negosiasi mengenai tarif AS tersebut. Indonesia termasuk salah satu dari sedikit negara yang langsung diterima oleh Pemerintah AS.***
Artikel Terkait
Kiriman Laptop ke AS Dihentikan! Efek Tarif Impor Donald Trump Bikin Pasar Gadget Dunia Kena Imbas Besar
Pre-Order Nintendo Switch 2 di Kanada Kena Imbas Perang Tarif Impor Trump, Harga di Indonesia Bisa Naik Drastis?
Efek Tarif Impor AS Bikin Panas! Ekspor Anjlok, PHK Masal Makin Jadi di Pabrik-Pabrik Indonesia
Tarif Impor Donald Trump Bikin Panas! Indonesia Jadi Negara yang Didekati Duluan, Apa yang Diam-Diam Ditawarkan ke Amerika?
Tarif Impor Ala Donald Trump Bikin Rugi Jutaan Dolar, Pengusaha Kecil AS Nekat Gugat Balik sang Presiden