global

Tak Takut Diancam Trump Lewat Tarif Dagang, China Bereaksi Lebih Keras dan Bakal Ladenin Perang dengan AS

Kamis, 10 April 2025 | 21:53 WIB
Pemerintah Beijing bertekad melawan hingga titik darah penghabisan" terhadap tarif dagang AS untuk produk China (Ist)

 

HUKAMANEWS - China mengganjar tarif total 84 persen terhadap produk-produk AS, hanya selang beberapa jam setelah tarif dagang besar yang diterapkan Presiden Donald Trump berlaku.

Menurut para pengamat, kali ini China bereaksi lebih keras dan lebih siap menghadapi perang dagang dengan Trump ketimbang sebelumnya.

Pengamat juga mengatakan, tarif China yang diumumkan pada Rabu (9/4) dan berlaku resmi Kamis (10/4) itu adalah bukti bahwa Beijing tidak lagi takut kehilangan akses ekspor dan Impor ke AS.

Dalam pernyataannya, Komisi Tarif Dewan Negara China mengatakan, bahwa tarif yang diberlakukan Trump adalah pelanggaran serius atas hak-hak dan kepentingan mereka, serta merusak sistem perdagangan multilateral.

Selain China, Trump juga menerapkan tarif tinggi untuk beberapa negara lainnya, termasuk Indonesia yang dipatok 32 persen.

Namun pekan ini Trump menyatakan menangguhkan sementara beberapa tarif selama 90 hari, tapi tidak dengan China.

Trump malah meningkatkan tarif untuk China, importir terbesar kedua untuk AS dari yang sebelumnya 104 persen menjadi 125 persen.

Baca Juga: Bakal Perang Lawan Anthoni Salim dan Agung Sedayu Group, Jawara Banten Latihan Persiapan Fisik dan Ajak Pemuda untuk Hentikan PIK 2

Pemerintah Beijing bertekad "melawan hingga titik darah penghabisan" terhadap tarif dagang AS untuk produk China.

Para pengamat mengatakan, langkah ini menunjukkan bahwa China sudah lebih siap menghadapi perang dagang dengan AS dibandingkan tahun 2018 lalu, periode pertama pemerintahan Trump.

Pengamat mengatakan, tarif tersebut tidak lagi membuat China takut karena Beijing selama beberapa tahun terakhir telah mendiversifikasi perdagangan mereka, melakukan perencanaan strategis dan membangun kekuatan politik.

"Anggap saja Trump 1.0 (perang dagang pertama) adalah sebuah kejutan dan China tidak siap. Kini Trump 2.0, China telah mempersiapkannya selama delapan tahun," katat Guo Shan, peneliti di lembaga Hutong Research, China.

"(China) jelas lebih siap saat ini untuk melancarkan pembalasan di semua lini, dan meningkatkan perekonomian domestik untuk memitigasi risiko dari luar."

Halaman:

Tags

Terkini