Tak Takut Diancam Trump Lewat Tarif Dagang, China Bereaksi Lebih Keras dan Bakal Ladenin Perang dengan AS

photo author
- Kamis, 10 April 2025 | 21:53 WIB
Pemerintah Beijing bertekad melawan hingga titik darah penghabisan" terhadap tarif dagang AS untuk produk China (Ist)
Pemerintah Beijing bertekad melawan hingga titik darah penghabisan" terhadap tarif dagang AS untuk produk China (Ist)

Pada 2 April lalu, Trump menerapkan tarif tambahan 34 persen terhadap China, menjadikannya total 50 persen.

Selang dua hari kemudian, pemerintah Beijing melakukan pembalasan dengan mematok besaran tarif yang sama terhadap AS.

Baca Juga: Tembang Lawas Phil CollinsYou'll Be in My Heart Kembali Viral Usai Dinyanyikan Niki, Baru Ngeh Ada Suara Gamelannya

Langkah China ini membuat Trump meradang, dan kembali menambah 50 persen tarif untuk China, menjadikannya total 104 persen. China juga membalas dengan tarif 50 persen untuk produk-produk AS, menjadikannya total 84 persen, dan berlaku 10 April.

Kemudian, China memasukkan 11 entitas asal AS dalam daftar "entitas tidak dapat dipercaya", sebagai bentuk kendali ekspor logam tanah jarang.

China juga membuka penyelidikan anti-dumping terhadap impor tabung sinar-X CT medis yang berasal dari AS dan India.

Berbeda dengan China, wilayah dan negara lain seperti Indonesia, Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan yang juga dihajar tarif justru memilih jalur negosiasi dengan AS.

Perubahan haluan mengejutkan, Trump cabut beberapa tarif, menekan China lebih keras.

Pengamat mengatakan, respons China kali ini berbeda perang dagang sebelumnya pada 2018 dan 2020 ketika Trump memimpin di periode pertama.

Saat itu, kata pengamat, China berupaya meredam ketegangan dengan tidak menjatuhkan tarif dagang untuk beberapa barang-barang dari AS seperti iPhone dan pesawat Boeing.

Namun kali ini, pengamat mengatakan reaksi keras China bukan hanya bentuk perubahan taktik, tapi juga simbolik.

Baca Juga: Kucing Bisa Kena Virus dari Manusia? Ini Fakta Mengejutkan yang Jarang Diketahui Pemilik Hewan Peliharaan!

"China mengubah taktiknya karena upaya mereka sebelumnya yang menahan diri malah justru membuat Trump semakin menjadi," kata Xi Tianchen, ekonom senior untuk urusan China di lembaga Economist Intelligence Unit.

"Kini China bertindak lebih agresif, kemungkinan untuk memaksa Trump kembali ke meja perundingan," kata Xu.

Namun menurut ekonom senior Xu Jianwei dari perusahaan jasa keuangan Natixis, ruang untuk negosiasi sudah sangat kecil, karena pemerintah Beijing menyadari bahwa tarif Trump ke berbagai negara sejatinya untuk mengincar China.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Keikei Utari

Sumber: CNA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X