Pada 2 April lalu, Trump menerapkan tarif tambahan 34 persen terhadap China, menjadikannya total 50 persen.
Selang dua hari kemudian, pemerintah Beijing melakukan pembalasan dengan mematok besaran tarif yang sama terhadap AS.
Langkah China ini membuat Trump meradang, dan kembali menambah 50 persen tarif untuk China, menjadikannya total 104 persen. China juga membalas dengan tarif 50 persen untuk produk-produk AS, menjadikannya total 84 persen, dan berlaku 10 April.
Kemudian, China memasukkan 11 entitas asal AS dalam daftar "entitas tidak dapat dipercaya", sebagai bentuk kendali ekspor logam tanah jarang.
China juga membuka penyelidikan anti-dumping terhadap impor tabung sinar-X CT medis yang berasal dari AS dan India.
Berbeda dengan China, wilayah dan negara lain seperti Indonesia, Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan yang juga dihajar tarif justru memilih jalur negosiasi dengan AS.
Perubahan haluan mengejutkan, Trump cabut beberapa tarif, menekan China lebih keras.
Pengamat mengatakan, respons China kali ini berbeda perang dagang sebelumnya pada 2018 dan 2020 ketika Trump memimpin di periode pertama.
Saat itu, kata pengamat, China berupaya meredam ketegangan dengan tidak menjatuhkan tarif dagang untuk beberapa barang-barang dari AS seperti iPhone dan pesawat Boeing.
Namun kali ini, pengamat mengatakan reaksi keras China bukan hanya bentuk perubahan taktik, tapi juga simbolik.
"China mengubah taktiknya karena upaya mereka sebelumnya yang menahan diri malah justru membuat Trump semakin menjadi," kata Xi Tianchen, ekonom senior untuk urusan China di lembaga Economist Intelligence Unit.
"Kini China bertindak lebih agresif, kemungkinan untuk memaksa Trump kembali ke meja perundingan," kata Xu.
Namun menurut ekonom senior Xu Jianwei dari perusahaan jasa keuangan Natixis, ruang untuk negosiasi sudah sangat kecil, karena pemerintah Beijing menyadari bahwa tarif Trump ke berbagai negara sejatinya untuk mengincar China.
Artikel Terkait
Demi Efisiensi Anggaran, Trump Dekati Rusia dan China untuk Kembali Bahas Perundingan Senjata Nuklir
Rencana Presiden Prabowo Hadapi Tarif Dagang Baru dari AS Dianggap Tak Cerdas, Netizen Ini Pertanyakan Intelektual Prabowo Kenapa Jadi Lemah
Tarif 'Hari Pembebasan' Ala Trump Bikin Dunia Usaha AS Panas Dingin, Kamar Dagang AS Siap Dilayangkan Gugatan
Harga iPhone Terancam Naik Drastis Akibat Tarif Impor Trump, Pencinta Apple Siap-Siap Kelimpungan!
Australia Pilih Kejar Kepentingan Nasional Ketimbang Gabung Dengan China