Australia Pilih Kejar Kepentingan Nasional Ketimbang Gabung Dengan China

photo author
- Kamis, 10 April 2025 | 20:37 WIB
Tarif impor tinggi bikin pasar goyah, industri global terancam PHK massal akibat langkah kontroversial Trump. (HukamaNews.com / Net)
Tarif impor tinggi bikin pasar goyah, industri global terancam PHK massal akibat langkah kontroversial Trump. (HukamaNews.com / Net)

HUKAMANEWS – Ketika perang dagang tengah dalam posisi gencatan senjata, Australia mengesampingkan kemungkinan bekerja sama dengan China untuk melawan tarif Presiden AS Donald Trump.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menolak usulan China untuk "bergandengan tangan," dengan mengatakan Australia akan berbicara untuk diri kita sendiri.

"Hubungan dagang kami dengan China penting. Perdagangan mewakili satu dari empat pekerjaan Australia dan China sejauh ini merupakan mitra dagang utama kami," katanya pada hari Kamis, 9 April 2025.

Baca Juga: Waspadai Penyakit Umum pada Kucing, Simak Cara Jitu Mencegahnya agar Anabul Tetap Sehat dan Bahagia

Masalah perdagangan tersebut, menurut pengamatannya, hanya memengaruhi 20 persen pasar global, sementara 80 persen perdagangan sisanya tidak melibatkan AS.

"Ada peluang bagi Australia dan kami bermaksud untuk memanfaatkannya," kata Albanese.

Wakil Perdana Menteri Australia Richard Marles juga telah menolak undangan dari Duta Besar China untuk Australia Xiao Qian untuk "bergabung" dengan Beijing sebagai "solidaritas" setelah kedua pesaing itu saling mengenakan tarif.

Baca Juga: MUI Pusing Dengan Sikap Politik Indonesia Tampung Warga Palestina Keluar Dari Gaza

Marles mengatakan Canberra akan mengejar kepentingannya sendiri dan fokus pada diversifikasi perdagangannya, dengan mengupayakan hubungan yang lebih erat dengan Indonesia, India, Inggris dan Uni Emirat Arab.

"Kami jelas tidak ingin melihat perang dagang antara China dan AS. Kami mengejar kepentingan nasional Australia, bukan tentang membuat keputusan bersama dengan China," katanya.

Marles berpendapat bahwa perdagangan yang "lebih beragam", dengan lebih sedikit ketergantungan pada China, akan memperkuat "ketahanan ekonomi" Australia.

Baca Juga: Kabar Duka Penyanyi Titiek Puspa Dikabarkan Menghembuskan Nafas Kamis Sore Ini

"Itulah yang benar-benar menjadi pelajaran, tidak hanya dalam beberapa minggu terakhir, tetapi juga selama lima atau 10 tahun terakhir, tentang pentingnya memastikan bahwa kami memiliki perdagangan yang kuat dan beragam di seluruh dunia, dan itulah fokus kami," katanya lagi.****

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Elizabeth Widowati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X