HUKAMANEWS – Ketika perang dagang tengah dalam posisi gencatan senjata, Australia mengesampingkan kemungkinan bekerja sama dengan China untuk melawan tarif Presiden AS Donald Trump.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menolak usulan China untuk "bergandengan tangan," dengan mengatakan Australia akan berbicara untuk diri kita sendiri.
"Hubungan dagang kami dengan China penting. Perdagangan mewakili satu dari empat pekerjaan Australia dan China sejauh ini merupakan mitra dagang utama kami," katanya pada hari Kamis, 9 April 2025.
Baca Juga: Waspadai Penyakit Umum pada Kucing, Simak Cara Jitu Mencegahnya agar Anabul Tetap Sehat dan Bahagia
Masalah perdagangan tersebut, menurut pengamatannya, hanya memengaruhi 20 persen pasar global, sementara 80 persen perdagangan sisanya tidak melibatkan AS.
"Ada peluang bagi Australia dan kami bermaksud untuk memanfaatkannya," kata Albanese.
Wakil Perdana Menteri Australia Richard Marles juga telah menolak undangan dari Duta Besar China untuk Australia Xiao Qian untuk "bergabung" dengan Beijing sebagai "solidaritas" setelah kedua pesaing itu saling mengenakan tarif.
Baca Juga: MUI Pusing Dengan Sikap Politik Indonesia Tampung Warga Palestina Keluar Dari Gaza
Marles mengatakan Canberra akan mengejar kepentingannya sendiri dan fokus pada diversifikasi perdagangannya, dengan mengupayakan hubungan yang lebih erat dengan Indonesia, India, Inggris dan Uni Emirat Arab.
"Kami jelas tidak ingin melihat perang dagang antara China dan AS. Kami mengejar kepentingan nasional Australia, bukan tentang membuat keputusan bersama dengan China," katanya.
Marles berpendapat bahwa perdagangan yang "lebih beragam", dengan lebih sedikit ketergantungan pada China, akan memperkuat "ketahanan ekonomi" Australia.
Baca Juga: Kabar Duka Penyanyi Titiek Puspa Dikabarkan Menghembuskan Nafas Kamis Sore Ini
"Itulah yang benar-benar menjadi pelajaran, tidak hanya dalam beberapa minggu terakhir, tetapi juga selama lima atau 10 tahun terakhir, tentang pentingnya memastikan bahwa kami memiliki perdagangan yang kuat dan beragam di seluruh dunia, dan itulah fokus kami," katanya lagi.****
Artikel Terkait
Sebut Jokowi Pengecut, Rismon Tantang dan Tuntut Jokowi Buktikan Ijazahnya Asli dari UGM, Tuntut Saya dan Kita Perang di Meja Hijau!
Rupiah Tembus Rp17.000! Ini Penyebab Asli yang Jarang Dibahas, Bukan Cuma Perang Dagang atau Data AS
World War 3 Dimulai! Bukan Lagi Perang Senjata, Dunia Kini Masuki Era Perang Dagang yang Bisa Picu Krisis Global
IHSG Melemah, Pasar Masih Tunggu kelanjutan Perang Tarif Impor AS - China
Perang Tarif Baru Akan Dimulai, Tekstil Dalam Negeri Sudah Terjadi Penurunan Pesanan