Permintaan Maaf yang Terlambat
Beberapa jam sebelum pemungutan suara, Presiden Yoon tampil di depan kamera dengan sikap penuh penyesalan.
“Saya sangat menyesal dan ingin dengan tulus meminta maaf kepada orang-orang yang terkejut,” katanya sambil membungkuk. Namun, permintaan maaf ini tampaknya tak cukup untuk meredam kemarahan publik.
Kebijakan darurat militer yang diambil Presiden Yoon menjadi pemantik utama protes.
Langkah tersebut dinilai berlebihan dan mengingatkan masyarakat pada masa kelam Korea Selatan di bawah rezim otoriter.
Sidang Pemakzulan yang Krusial
Sidang pleno pemakzulan menjadi titik krusial dalam dinamika politik Korea Selatan.
Jika parlemen berhasil meloloskan pemakzulan, Yoon berpotensi menjadi presiden pertama yang dimakzulkan sejak skandal besar Park Geun-hye pada 2017.
Aksi demonstrasi besar ini tidak hanya menjadi bentuk protes, tetapi juga pesan kuat kepada para pemimpin politik.
Warga Korea Selatan menunjukkan bahwa mereka siap bersuara ketika keadilan dan demokrasi dipertaruhkan.
Momentum Bersejarah
Demonstrasi kali ini menggambarkan bagaimana warga Korea Selatan memanfaatkan ruang demokrasi untuk menyampaikan aspirasi.
Dengan keberanian melawan kebijakan yang dianggap tak adil, mereka menghidupkan semangat demokrasi yang pernah diperjuangkan dengan darah dan air mata.