Bagi Trump, perubahan nama ini bukan sekadar simbolis.
Ia menilai istilah “Perang” mampu mengembalikan etos militer yang menurutnya telah memudar sejak istilah “Pertahanan” digunakan pasca-Perang Dunia II.
“Kita memenangkan Perang Dunia Pertama, kita memenangkan Perang Dunia Kedua, kita memenangkan segalanya sebelum itu. Lalu kita memutuskan untuk mengganti nama menjadi Departemen Pertahanan. Jadi, kita akan kembali menjadi Departemen Perang,” tegasnya.
Trump juga menyinggung soal efisiensi biaya dalam melakukan perubahan ini.
Menurutnya, proses rebranding tidak akan menghabiskan dana besar karena hanya melibatkan perubahan bertahap seperti penggunaan alat tulis baru atau penyebutan resmi dalam dokumen.
“Kami tahu cara melakukan rebranding tanpa harus berlebihan,” ujarnya.
Menteri Hegseth: Pemulihan Semangat Kemenangan
Menteri Pertahanan Pete Hegseth mendukung penuh langkah ini.
Menurutnya, perubahan nama bukan hanya soal label, tetapi juga tentang arah dan mentalitas militer AS di masa depan.
“Ini bukan hanya soal penggantian nama. Ini tentang pemulihan,” kata Hegseth.
Ia menegaskan bahwa kata-kata memiliki makna mendalam dalam membentuk etos prajurit.
“Departemen Perang akan bertempur dengan tegas, bukan terjebak dalam konflik tanpa akhir. Mereka akan berjuang untuk menang, bukan sekadar untuk tidak kalah,” tambahnya.
Pro dan Kontra di Balik Keputusan
Meski perintah eksekutif memungkinkan perubahan penggunaan nama dalam konteks administratif dan seremonial, banyak pihak menilai keputusan Trump berpotensi menimbulkan kontroversi politik.
Artikel Terkait
Awalnya Setuju Gencatan Senjata yang Dimediasi Anwar Ibrahim, Tak Lama Thailand Tolak Mentah-mentah "Damai" dengan Kamboja
Kapal Bantuan Sipil Handala yang Membawa Aktivis dan Makanan ke Gaza Diserang Brutal Israel, Dua Warga Australia Ikut Diculik
Tak Pedulikan Aksi Warga Skotlandia yang Protes Kedatangan Dirinya, Trump dan Anaknya Asyik Main Golf, Terlihat Trump Piawai Meski Usianya Uzur
Mahathir Mohamad Turun ke Jalan di Usia 100 Tahun, Pimpin Demo Desak Anwar Ibrahim Mundur
Sebelum Terjadinya Gempa yang Disebut Paling Terkuat Sejak 1952 di Rusia, Kemunculan 5 Paus Putih Beluga Jadi Pertanda Bakal Terjadinya Gempa Tsunami