HUKAMANEWS - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menyita perhatian dunia setelah berhasil mengumumkan gencatan senjata antara Iran dan Israel.
Dalam konflik berdarah yang telah berlangsung 12 hari, manuver Trump dianggap berhasil menekan eskalasi militer, bahkan saat tensi memuncak usai Iran menembakkan rudal ke pangkalan AS di Qatar.
Keputusan itu pun sontak menimbulkan perdebatan.
Trump menyampaikan pengumuman tersebut hanya lewat unggahan di media sosial, dan itu langsung mengguncang dinamika konflik di Timur Tengah.
Baca Juga: Korea Utara Kecam Serangan AS ke Iran: Peringatkan Ancaman Serius bagi Stabilitas Dunia
Beberapa analis menilai aksi ini tak sekadar upaya damai, melainkan langkah strategis untuk memperkuat citra politiknya yang mulai goyah akibat sorotan tajam atas kebijakan luar negeri yang dinilai inkonsisten.
Terlebih, langkah Trump kali ini justru bertentangan dengan janji kampanyenya soal non-intervensi militer.
Namun, banyak pihak menilai gencatan senjata ini bukan hasil diplomasi murni, melainkan sarat kepentingan politik menjelang pemilu.
Di mata publik internasional, Trump memang tampil layaknya penengah damai, padahal sebelumnya justru memimpin serangan udara ke fasilitas nuklir Iran.
Serangan tersebut bahkan digambarkan sebagai bentuk tekanan ekstrem dari AS yang memperkeruh situasi.
Baca Juga: Press TV Iran Sebut Gencatan Senjata Telah Dimulai Menyusul Gelombang Serangan Iran Terhadap Israel
“Saya tidak berpikir pemerintah Israel mampu mempertahankan perang jangka panjang, tetapi faktor penentu di sini adalah Presiden Trump,” ungkap Will Todman, peneliti senior di Center for Strategic and International Studies.
Trump disebut sangat sadar bahwa perang yang berlarut-larut dapat merugikan posisinya, baik secara global maupun domestik.
Saat Iran meluncurkan rudal ke arah pangkalan militer AS, serangan itu justru disebut disengaja agar mudah dipatahkan, memberi sinyal kuat bahwa kedua belah pihak tak menginginkan perang total.
Keesokan harinya, Trump kembali muncul dengan pernyataan publik yang mendesak Israel agar tidak melanjutkan serangan.
Artikel Terkait
AS Ketar-Ketir, Minta China Turun Tangan Cegah Iran Tutup Selat Hormuz Demi Selamatkan Pasokan Energi Global
Pria Ini Jelaskan Alasan Dibalik Israel Ngotot Libatkan Amerika Serang Iran, Bukan Karena Nuklir, Ternyata Ini Alasannya Hingga Sebut Trump Bodoh
Iran Bakal Balas Setiap Warga Amerika Atau Personel Militer Jadi Target Sasaran, Pasca Tiga Fasilitas Nuklir Iran Dirudal Amerika
Serangan B2 Siluman Berhasil, Tapi Trump Pilih Damai dengan Iran? Ini Alasannya yang Tak Diduga!
Iran Gempur Pangkalan Militer AS di Qatar, Ketegangan Kawasan Timur Tengah Memuncak