Tanpa Lelucon dan Basa Basi, Presiden Rusia Vladimir Putin Sebut Kemungkinan Terjadinya Perang Dunia III Pasca Konflik Panas Israel Iran

HUKAMANEWS - Pernyataan Vladimir Putin muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran akan bencana nuklir di Timur Tengah, terutama mengingat konflik Israel-Iran yang sedang berlangsung.

Ketika konflik Israel-Iran meningkat dan kekhawatiran akan perang yang lebih luas meningkat, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyuarakan keprihatinan serius atas kemungkinan Perang Dunia III.

Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara tentang kemungkinan terjadinya Perang Dunia III.

Putin mengatakan kemungkinan Perang Dunia III selama sesi pleno Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF), di Saint Petersburg, Rusia, pada Jumat (20/6).

Ketika ditanya apakah dunia sedang bergerak menuju PD III, pemimpin Rusia itu tidak berbasa-basi.

"Ini mengganggu. Saya berbicara tanpa ironi, tanpa lelucon," lapor Reuters.

Vladimir Putin menyampaikan pidatonya di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg pada hari Jumat, saat ia mengakui meningkatnya risiko konflik internasional, dan memperingatkan bahwa lintasan global saat ini sangat meresahkan.

Baca Juga: 1 Muharram Baiknya Menjadi Simbol Keadilan dan Kesetaraan Masyarakat di Semua Lapisan

"Tentu saja, ada banyak potensi konflik, potensi itu terus berkembang, dan potensi itu ada di depan mata kita, dan berdampak langsung pada kita," katanya.

"Dan ini tentu saja menuntut bukan hanya perhatian cermat kita terhadap peristiwa yang terjadi, tetapi juga pencarian solusi, sebaiknya dengan cara damai, ke segala arah."

Pernyataan Putin disampaikan di tengah meningkatnya kekhawatiran akan bencana nuklir di Timur Tengah, terutama mengingat kampanye militer Israel yang sedang berlangsung terhadap Iran.

Konflik tersebut yang dimulai pada 13 Juni setelah serangan mendadak Israel, telah menyebabkan serangan berulang kali terhadap fasilitas nuklir, infrastruktur militer, dan ilmuwan terkemuka Iran.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk melanjutkan serangan.

"Kami akan berjuang selama diperlukan untuk menghancurkan program nuklir Iran," katanya, menyebut ambisi Teheran sebagai "bahaya eksistensial."