Dikonfirmasi Tim Dokter, Paus Fransiskus Wafat karena Stroke dan Gagal Jantung, Ini Fakta Mengejutkan di Wasiatnya

photo author
- Selasa, 22 April 2025 | 09:00 WIB
Paus Fransiskus wafat karena stroke dan gagal jantung di usia 88 tahun meninggalkan wasiat pemakaman yang mengejutkan. (HukamaNews.com / Gregorio Borgia-Associated Press)
Paus Fransiskus wafat karena stroke dan gagal jantung di usia 88 tahun meninggalkan wasiat pemakaman yang mengejutkan. (HukamaNews.com / Gregorio Borgia-Associated Press)

Setelah itu, masa berkabung resmi akan berlangsung selama sembilan hari, sesuai protokol Vatikan.

Di saat bersamaan, spekulasi soal siapa yang akan menggantikan Paus Fransiskus mulai mengemuka.

Konklaf untuk memilih Paus baru harus digelar dalam waktu 20 hari ke depan, melibatkan sekitar 138 kardinal dari berbagai negara.

Beberapa nama yang sudah ramai dibicarakan sebelum wafatnya Fransiskus antara lain Kardinal Matteo Zuppi dari Italia yang dikenal progresif, Kardinal Pietro Parolin yang menjabat sebagai Sekretaris Negara Vatikan, serta Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina.

Baca Juga: Siapa Pengganti Paus Fransiskus Berikutnya? Inilah Saat Tepat Tonton Film Conclave, Intrik dan Ketegangan Saat Pemilihan Paus

Wafatnya Paus Fransiskus menjadi momen yang sangat emosional bagi umat Katolik di seluruh dunia.

Lapangan Santo Petrus dipenuhi oleh peziarah dan wisatawan yang datang untuk berdoa dan mengucapkan selamat tinggal.

Meskipun meninggalkan dunia, warisan spiritual dan nilai-nilai kesederhanaan yang ditanamkan oleh Paus Fransiskus selama 12 tahun masa kepemimpinannya akan terus dikenang.

Ia terakhir kali tampil di hadapan publik pada Minggu, sehari sebelum wafat, menyapa umat dari mobil Paus dan memberikan pidato singkat dari balkon Basilika Santo Petrus.

Baca Juga: Perjalanan Hidup Mengejutkan Paus Fransiskus, Dari Anak Tukang Tango hingga Pemimpin 1,2 Miliar Umat Katolik Warisan

Paus Fransiskus meninggalkan jejak besar tidak hanya sebagai pemimpin gereja, tetapi juga sebagai simbol kedamaian dan inklusivitas dalam dunia yang penuh tantangan.

Kini, dunia menantikan sosok pengganti yang akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan Gereja Katolik global.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X