Bergoglio kemudian bergabung dengan Ordo Yesuit, mempelajari filsafat dan psikologi, hingga ditahbiskan sebagai imam.
Kariernya terus menanjak hingga menjadi kepala provinsi Yesuit Argentina pada 1973, lalu diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes Paulus II pada 2001.
Sebagai paus, ia menghadirkan wajah baru bagi Gereja Katolik yang selama ini dianggap terlalu jauh dari kehidupan umat biasa.
Ia menjawab kritik terhadap Gereja dengan pendekatan lebih manusiawi dan empatik.
Bahkan dalam relasi antarpemeluk agama, Paus Fransiskus dikenal menjalin dialog terbuka dan damai dengan berbagai kelompok agama di seluruh dunia.
Kini, setelah wafatnya, dunia mengenang Paus Fransiskus bukan hanya sebagai pemimpin spiritual, tapi juga sebagai figur moral yang menjadikan kasih, kerendahan hati, dan pembaruan sebagai inti dari pengabdiannya.
Warisan yang ia tinggalkan akan terus hidup, menjadi cahaya yang menuntun Gereja Katolik dalam tantangan zaman yang terus berubah.
Kamu yang mengikuti jejak hidup dan kebijakannya, pasti akan sepakat: Fransiskus bukan sekadar paus, ia adalah simbol harapan bagi gereja yang lebih terbuka, inklusif, dan menyatu dengan denyut nadi umatnya.***
Artikel Terkait
Kabar Baik dari Vatikan, Kesehatan Paus Fransiskus Membaik, Gagal Ginjal Teratasi
Kondisi Paus Fransiskus Stabil, Tapi Ada yang Masih Dikhawatirkan! Simak Penjelasan Lengkap Vatikan
Puji Tuhan! Paus Fransiskus Pulih dari Pneumonia, Ini Kondisi Terbarunya di Usia 88 Tahun
Paus Fransiskus Doakan Bagi Keluarga Korban Gempa Bumi Myanmar dan Kebakaran Korea Selatan
Breaking News! Paus Fransiskus Wafat Usai Paskah, Pesan Damai untuk Gaza Jadi Sorotan Dunia!