Dalam pidatonya, Yoon membela keputusannya sebagai langkah strategis melawan ancaman.
Ia menyebut ancaman itu berasal dari elemen anti-negara dan komunisme Korea Utara.
Protes Harian di Seoul: Suara Rakyat yang Menggema
Keputusan Yoon memicu respons keras dari masyarakat Korea Selatan.
Ribuan demonstran berkumpul di ibu kota, menyerukan pengunduran dirinya.
Mereka menganggap tindakan darurat militer sebagai langkah otoriter.
Beberapa bahkan menyamakan tindakan ini dengan kediktatoran di masa lalu.
Baca Juga: Hening Parlan Raih Planet Award 2024, Inspirasi Hijau Indonesia untuk Dunia
Namun, Yoon tetap bersikeras bahwa langkahnya adalah demi keamanan negara.
Pandangan Dunia Terhadap Situasi Korea Selatan
Langkah Yoon mendapat perhatian internasional, terutama di tengah ketegangan kawasan.
China dan Korea Utara dipantau ketat terkait kemungkinan respons terhadap situasi ini.
Sementara itu, Amerika Serikat dan sekutu lainnya menyerukan stabilitas di Korea Selatan.
Banyak pihak khawatir bahwa tindakan darurat militer ini bisa memperburuk situasi.
Artikel Terkait
HORE! Transaksi Lintas Negara Nggak Pake Ribet, QRIS Kini Bisa Digunakan di Korea Selatan, India, Jepang, dan UAE
Presiden Korea Selatan Yoon Seokyeol Cabut Status Darurat Militer dan Batalkan Semua Aktivitasnya Usai Adanya Upaya Percobaan Kudeta
Ratusan Ribu Warga Korea Selatan Turun ke Jalan, Desakan Pemakzulan Presiden Memanas!
Yoon Suk Yeol Gagal Lolos, Oposisi Korea Selatan Siap Guncang Lagi dengan Pemakzulan!
Presiden Korea Selatan Jadi Tersangka! Deklarasi Darurat Militer Yoon Suk Yeol Picu Kehebohan dan Kritik Tajam