Isu seperti sampah plastik, konservasi air, dan perubahan iklim bisa dikemas dalam perspektif keislaman yang lebih membumi.
Namun tentu saja, jalan menuju masjid hijau bukan tanpa tantangan. Kesadaran masyarakat masih perlu ditingkatkan. Biaya awal untuk infrastruktur hijau pun seringkali menjadi hambatan.
Belum lagi minimnya dukungan kebijakan dari pemerintah dan lembaga terkait yang membuat inisiatif ini berjalan lambat.
Meski demikian, ada harapan yang terus tumbuh. Semakin banyak pengurus masjid yang mulai terbuka terhadap ide keberlanjutan.
Baca Juga: Gerakan Puasa Energi di Bulan Ramadan Berhasil Hemat 59.063 Jam & Selamatkan Puluhan Juta Rupiah
Mereka mulai mengelola lingkungan sekitar masjid, menanam pohon, dan menggalakkan gerakan bersih-bersih secara rutin bersama warga.
Perubahan besar memang tidak terjadi dalam semalam.
Tapi semua bisa dimulai dari langkah-langkah kecil. Menghemat air saat wudu, tidak membuang sampah sembarangan, atau bahkan menyumbangkan dana untuk pengadaan panel surya, adalah bentuk kontribusi nyata.
Masjid adalah pusat peradaban.
Sudah saatnya kita mengembalikan peran tersebut, bukan hanya untuk urusan ibadah, tapi juga untuk menjaga bumi yang kita tinggali bersama.
Baca Juga: Danau Singkarak, PLTS Terapung Terbesar Sumatra yang Memicu Kontroversi
Gerakan hijau bisa dimulai dari sajadah dan mimbar.
Dan kamu, bisa jadi bagian penting dari perubahan itu.***