HUKAMANEWS Greenfaith - Malam ke-17 Ramadan menjadi momen bersejarah bagi umat Islam, karena pada malam inilah peristiwa Nuzulul Quran terjadi.
Al-Quran diturunkan sebagai pedoman hidup, tidak hanya bagi manusia, tetapi juga dalam menjaga keseimbangan alam.
Dalam kitab suci ini, banyak istilah ekologis yang mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan hidup agar tetap lestari.
Dalam Al-Quran, konsep lingkungan hidup sering diungkap dengan istilah al-bi’ah, yang disebut sebanyak 18 kali.
Baca Juga: Gerakan Puasa Energi di Bulan Ramadan Berhasil Hemat 59.063 Jam & Selamatkan Puluhan Juta Rupiah
Ini menunjukkan bahwa isu lingkungan bukan sekadar masalah modern, tetapi sudah menjadi perhatian sejak ribuan tahun lalu.
Kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem juga terlihat dalam istilah al-‘alamin, yang merujuk pada seluruh alam semesta dan disebutkan 73 kali dalam Al-Quran.
Selain itu, Al-Quran juga memberikan perhatian khusus pada elemen-elemen utama yang membentuk kehidupan.
Langit atau jagad raya diperkenalkan dengan istilah al-sama’, yang disebut sebanyak 387 kali.
Sementara itu, bumi yang kita pijak disebut dengan al-ard, dan penggunaan istilah ini mencapai 461 kali dalam kitab suci.
Baca Juga: Danau Singkarak, PLTS Terapung Terbesar Sumatra yang Memicu Kontroversi
Air, sebagai sumber kehidupan, disebut dengan istilah ma’ dan muncul sebanyak 59 kali dalam Al-Quran.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya unsur-unsur tersebut dalam kehidupan manusia dan betapa besarnya tanggung jawab kita untuk menjaga keseimbangannya.
Dalam momentum Nuzulul Quran ini, kita diingatkan kembali untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
Mengurangi sampah, menghemat air, serta menggunakan energi dengan bijak adalah langkah konkret yang bisa kita lakukan sebagai bentuk kepatuhan terhadap ajaran agama.